April 16, 2024

Penyebaran Islam di Nusantara tidak lepas dari Wali Songo. Kehadirannya sangat berperan dalam penyebaran Islam, khususnya di Jawa pada abad ke-13.

Tidak hanya orang Jawa, masyarakat Indonesia yang beragama Islam juga mengenal Wali Songo.

Dalam misi dakwah tanpa paksaan, mereka fokus pada bidangnya masing-masing dan juga meninggalkan bukti peninggalan yang masih bisa dikenang.

Baca juga: Asal Usul Kata Jancok dan Cok, Awalnya Tak Sumpah

Wali Songo menjadi tonggak sejarah perkembangan Islam di Jawa

Kisah Leluhur Wali Songo, Diyakini Berasal dari Asia Tengah

(foto: liputan 6)

Wali Songo terdiri dari Sunan Gresik, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Kudus, Sunan Giri, Sunan Kalijaga, Sunan Muria, dan Sunan Gunung Jati.

Kehadiran Wali Songo menandai berakhirnya dominasi agama Hindu dan Budha di Nusantara untuk digantikan oleh Islam.

Wali Songo, dalam bahasa Jawa adalah wali sembilan. Seperti namanya, ada sembilan di antaranya.

Namun ada juga pendapat lain yang menyatakan bahwa songo atau sanga berasal dari kata serapan bahasa Arab tsana yang artinya mulia. Sejauh ini, mayoritas orang lebih mengenal namanya karena ada sembilan di antaranya.

Tidak hanya dakwah, ajaran yang disampaikan juga berdampak pada beberapa budaya baru di Jawa, misalnya dalam hal kesehatan, pertanian, perdagangan, seni, kehidupan sosial, hingga urusan pemerintahan.

Nenek moyang Wali Songo dimakamkan di daerah Mojokerto, Jawa Timur

Kisah Leluhur Wali Songo, Diyakini Berasal dari Asia Tengah

(foto: detik)

Kesembilan wali tersebut bukanlah keturunan asli Indonesia, melainkan memiliki nenek moyang dari negara-negara Asia Tengah yang kemudian melakukan perjalanan ke beberapa negara, termasuk Indonesia.

Nenek moyang Wali Songo adalah Syekh Jumadil Kubro atau Sayyid Husein Jumadil Kubro. Di Jawa, mungkin namanya tidak lebih terkenal dari nama-nama para wali. Tapi, Wali Songo mungkin tidak akan ada tanpa dia.

Makamnya berada di pemakaman Islam kuno Troloyo yang telah ada sejak abad ke-13 Masehi. Banyak peziarah datang ke makam yang terletak di sebelah selatan Pendopo Agung Trowulan Mojokerto, Jawa Timur.

Terdapat gapura berarsitektur Islami yang menyambut kedatangan peziarah di pintu masuk kompleks makam yang mengarah ke lorong panjang. Makam itu ditutup dengan kelambu putih dan dikelilingi oleh peziarah yang berdoa di dekatnya.

Syekh Jumadil Kubro melakukan perjalanan ke berbagai belahan dunia untuk berdakwah

Kisah Leluhur Wali Songo, Diyakini Berasal dari Asia Tengah

(foto: bertanya)

Syekh Jumadil Kubro lahir pada tahun 1270 M sebagai putra bangsawan dari Nasrabad, India.

Sedangkan kakek buyutnya, Muhammad Shohib Mirbath, masih memiliki garis keturunan Imam Jafar Shodiq yang merupakan keturunan keenam Nabi Muhammad.

Beberapa catatan sejarah seperti Babad Tanah CirebonSheikh Jumadil Kubro berasal dari Asia Tengah yaitu Uzbekistan.

Tempat dakwahnya adalah Samarqand, Uzbekistan, sedangkan kampung halamannya di Hadramaut, Yaman.

Setelah mengundurkan diri dari jabatan Gubernur Deccan, India, Syekh Jumadil Kubro melakukan perjalanan ke berbagai belahan dunia dengan tujuan menyebarkan agama Islam.

Negara tujuan adalah Maroko, Uzbekistan, Malaysia, dan sampai ke Jawa pada zaman Majapahit. Salah satu upaya dakwahnya adalah melalui pernikahan dengan putri seorang tokoh setempat.

Baca juga: Kisah Nabi Idris, Pernah Melihat Surga dan Neraka

Strategi dakwah melalui pernikahan, melahirkan wali di kemudian hari

Kisah Leluhur Wali Songo, Diyakini Berasal dari Asia Tengah

(foto: nuonline)

Misalnya, ketika berada di Samarqand, anak pertamanya lahir dari pernikahannya, yang kemudian dibawa ke Indochina atau yang sekarang disebut Asia Tenggara.

Anak pertama Syekh Jumadil Kubro menikah dengan putri dari Champa, Vietnam dan lahirlah Muhammad Ali Rahmatullah atau dikenal dengan Sunan Ampel.

Sunan Ampel adalah ayah dari Sunan Bonang dan Sunan Drajat. Putri Champa juga melahirkan seorang putra lagi bernama Maulana Ishaq yang kemudian menjadi ayah Sunan Giri dan juga kakek Sunan Kudus.

Saat berdakwah di Malaysia, Syekh Jumadil Kubro juga menikahi putri Raja Chermin. Cucunya kemudian dikenal sebagai Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati.

Setelah meninggalkan Malaysia, ia pindah ke Jawa, tepatnya ke Majapahit. Masih dengan strategi dakwah yang sama, Syekh Jumadil Kubro merupakan keturunan Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik.

Sampai hari ini masih dihormati, banyak orang berziarah ke makamnya

Kisah Leluhur Wali Songo, Diyakini Berasal dari Asia Tengah

(foto: gatra)

Dari sini terlihat bahwa para wali yang telah disebutkan sebenarnya memiliki hubungan kekerabatan. Bagaimana dengan wali lainnya?

Sunan Kalijaga dan putranya, Sunan Muria juga masih bersaudara dengan keponakan Syekh Jumadil Kubro yang juga mendampingi kegiatan dakwah dan perdagangan.

Keturunan Syekh Jumadil Kubro yang tidak fokus dakwah kemudian dikenal sebagai raja dan sultan di provinsi Pattani, Kelantan, Mindanao hingga Jawa.

Karena sejarahnya yang sangat penting, Syekh Jumadil Kubro sebagai leluhur Wali Songo sangat disegani meski karyanya telah melewati ratusan tahun.

Orang-orang yang melakukan ziarah atau wisata religi biasanya melimpah pada malam Jum’at Legi dalam penanggalan Jawa, di bulan Maulid, Rajab, serta malam-malam terakhir Ramadhan yang diyakini sebagai turunnya Lailatul Qadar.