April 25, 2024

Negara Filipina punya banyak wisata menarik, misalnya Bukit Cokelat (Chocolate Hills) yang populer karena keunikan pemandangannya.

Perbukitan kapur di Chocolate Hills mirip kerucut diselimuti rumput. Pada musim penghujan tempat ini terlihat hijau, tapi pada musim kemarau akan terlihat cokelat.

Di segala musim, bukit kapur ini memiliki daya tarik tersendiri. Selain faktor alam, ada juga legenda yang menyertai keberadaannya.

Baca juga: Awal Mula Penggunaan Masker, Penangkal Wabah yang Berbentuk Paruh Burung

Ada ribuan bukit berbentuk kerucut yang sudak terbentuk sejak jutaan tahun

Chocolate Hills Filipina, Perbukitan Berbentuk Unik dengan Cerita Legenda Raksasa

(foto: chocolatehillstrip)

Chocolate Hills terletak di Provinsi Bohol, dengan luas 50 km2 dan tinggi rata-rata 120 m.

Ada sebanyak 1.268 bukit kerucut dengan diameter 30-50 m  yang jika dilihat dari atas akan tampak tidak beraturan.

Para pengunjung bisa mendaki melalui 214 anak tangga untuk bisa menikmati suasana bukit dari ketinggian.

Pemandangan yang indah dari atas bukit juga sering jadi favorit para fotografer untuk hunting foto bagus.

Apalagi saat senja atau matahari terbit, suasana akan semakin syahdu dan dramatis. Barangkali kamu penasaran, mengapa bentuknya bisa unik begitu?

Secara ilmiah, sebenarnya perbukitan ini sudah terbentuk oleh alam sejak berjuta tahun lalu. Diperkirakan masa pembentukannya adalah akhir zaman Pliosen sampai awal zaman Pleistosen.

Lebih terkenal karena mitos dan legenda setempat tentang sosok raksasa

Chocolate Hills Filipina, Perbukitan Berbentuk Unik dengan Cerita Legenda Raksasa

(foto: pinterest)

Gundukan bukit bisa lebur karena air hujan, erosi sungai, dan beberapa gempa tektonik. Akhirnya terbentuklah perbukitan seperti yang terlihat sekarang ini.

Meskipun sudah diketahui sebab terbentuknya perbukitan ini, ada juga cerita lain yang berkembang turun temurun.

Terdapat sebuah legenda setempat yang kemudian menjadi terkenal di mana-mana.

Konon, dahulu kala ada seorang raksasa yang namanya Arogo. Raksasa Arogo sedang merasakan jatuh cinta pada sosok wanita cantik, tapi sederhana bernama Aloya.

Ternyata cintanya bertepuk sebelah tangan. Aloya pergi meninggalkannya. Bukan karena Aloya memilih yang lain, tapi karena maut.

Kisah percintaan yang kandas karena terpisah oleh kematian kemudian membuat impian dan harapan Arogo pupus.

Baca juga: Pulau Lazaretto, Tempat Karantina yang Menyelamatkan Eropa dari Wabah

Raksasa lupa menyingkirkan batu-batu, sehingga lama-lama menjadi perbukitan

Chocolate Hills Filipina, Perbukitan Berbentuk Unik dengan Cerita Legenda Raksasa

(foto: lucisphilipine)

Arogo yang kecewa menjadi banyak menangis, menumpahkan air mata, sampai air matanya habis.

Dipercaya oleh mitos setempat bahwa air mata Arogo yang berjatuhan menjadi gundukan perbukitan berbentuk kerucut.

Perbukitan unik itulah yang kemudian menjadi Chocolate Hills. Selain tentang raksasa jatuh cinta, ada juga cerita lain. Konon dahulu kala ada dua sosok raksasa yang terlibat perang satu sama lain.

Saat perang, kedua raksasa saling lempar batu berhari-hari sampai keduanya sangat lelah.

Karena sama-sama kuat, akhirnya  tidak ada pemenangnya. Tidak ada juga yang terkalahkan pada pertarungan.

Kedua raksasa justru jadi sahabat. Hanya saja, keduanya lupa untuk menyingkirkan batu-batuan yang sebelumnya dilempar.

Dibiarkan sekian lama, akhirnya batu-batuan menjadi bukit berwarna cokelat.

Meskipun sulit dijangkau, banyak turis yang mengabadikan momen di tempat ini

Chocolate Hills Filipina, Perbukitan Berbentuk Unik dengan Cerita Legenda Raksasa

(foto: blinktravel)

Yang jelas, Chocolate Hills kini termasuk salah satu tujuan wisata yang disukai para turis.

Tidak hanya wisatawan lokal, tapi juga mancanegara, perbukitan ini merupakan lokasi berkesan untuk mengabadikan momen.

Sekadar informasi, tempat ini cukup jauh dari pusat kota. Karena sulit dijangkau, turis bisa menempuh perjalanan dari Cebu Island dengan kapal laut selama dua jam.

Waktu yang direkomendasikan untuk berkunjung ke sana adalah saat bertepatan musim panas sekitar Juni sampai Agustus.

Tapi kalau misalnya berminat melihat dan merasakan suasana berbeda, turis bisa kembali berkunjung di musim hujan.

Karena menjadi salah satu kekayaan alam Filipina, Chocolate Hills dilindungi sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO.