April 20, 2024

Ada banyak jenis keberagaman di Indonesia, salah satunya adalah agama. Adanya perbedaan tersebut dapat menimbulkan konflik atau masalah. Salah satu contoh konflik antar agama adalah konflik Poso, yakni antara Islam dan Nasrani.

Agama merupakan sebuah keyakinan atau kepercayaan yang dianut oleh hampir semua manusia di bumi.

Di Indonesia, terdapat beberapa agama seperti Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu.

Dari keenam jenis agama tersebut, memiliki aturan dan cara beribadah yang berbeda. Oleh sebab itu, diperlukan sikap toleransi yang kuat untuk bisa saling menghormati dan menghargai masing-masing agama yang telah dianut.

Sesuai dengan UUD 1945 pasal 28E ayat 1 dan pasal 29 ayat 2, yang isinya adalah kebebasan dalam memeluk agama dan beribadah sesuai dengan agama yang dianut tanpa ada gangguan dari pihak manapun.

Akan tetapi, walau sudah diatur dalam dasar negara, nyatanya masih banyak konflik yang timbul akibat perbedaan agama, serta faktor penyebab lainnya. Beberapa contoh konflik antar agama, diantaranya:

Baca juga: Apa Hubungan Persatuan dan Keberagaman?

1. Konflik Ambon, yakni antara Islam dan Nasrani

Contoh konflik antar agama seperti konflik Ambon terjadi pada tanggal 19 Januari 1999, yang dipicu oleh permasalahan sederhana, yakni ada dua orang pemuda muslim yang memalak kaum Nasrani.

Dari permasalahan sederhana tersebut akhirnya berubah menjadi konflik yang sangat besar setelah muncul isu-isu negatif.

Hal tersebut membuat dua kelompok agama tersebut menjadi tersulut amarahnya hingga saling serang.

Serangan tersebut akhirnya menewaskan 12 orang, serta ratusan lainnnya mengalami luka-luka. Upaya perdamaianpun cukup alot.

Namun, pemerintah setempat berhasil mereda konflik tersebut dengan diadakannya rekonsiliasi.

2. Konflik talikora, antara Islam dan Nasrani

Masih dengan agama yang sama, konflik talikora merupakan konflik agama antara Islam dan Nasrani yang terjadi pada tanggal 17 Juli 2015.

Awal mula konflik ini terjadi akibat kekejaman para jemaat Gereja Injil yang membakar masjid ketika umat muslim akan melaksanakan shalat Idul Fitri atau shalat Ied.

Akibat kerusuhan tersebut, dua orang tewas serta 96 rumah orang muslim hangus terbakar.

Untuk mencegah adanya korban lagi, pemerintah melakukan upaya rekonsiliasi. Beruntung, upaya tersebut berhasil dan konflik pun dapat di selesaikan.

3. Konflik Poso antara Islam dan Nasrani

Konflik Poso merupakan salah satu konflik agama yang cukup serius. Sebab, tidak ada titik temu yang berhasil untuk mendamaikan antara kedua agama tersebut.

Kerusuhan ini terjadi di kota Poso Sulawesi Tengah yang terjadi hingga tiga kali. Konflik pertama terjadi pada tanggal 25-29 Desember 1998.

Lalu, muncul konflik kedua yang terjadi pada tanggal 17-21 April 2000. Yang terakhir, konflik ketiga terjadi pada tanggal 16 Mei hingga 15 Juni 2000.

Walaupun konflik ini terjadi dalam waktu cukup lama dan berlarut-larut, namun tidak diketahui berapa jumlah korban dan juga kerugian yang dialami akibat kericuhan ini.

Kemudian, Bapak Jusuf Kalla berinisiasi Deklarasi Malino yang kemudian ditanda tangani pada tanggal 20 Desember 2001.

Dengan penandatangan deklarasi tersebut, konflik Poso akhirnya berangsur membaik dan pertikaian pun dapat diredakan.

4. Konflik agama Situbondo

Konflik agama di Situbondo terjadi pada tanggal 10 Oktober 1996. Konflik ini di latar belakangi oleh penistaan agama Islam yang dilakukan oleh beberapa oknum.

Pada saat di pengadilan, masyarakat tidak puas dengan hasil keputusan, yang justru meringankan hukuman si penista agama.

Akhirnya, timbullah kesalah pahaman yang mengakibatkan kericuhan. Oknum penista agama disembunyikan di dalam gereja untuk menghindari pengeroyokan.

Karena hal itulah, emosi masyarakat tersulut lalu kemudian mereka membakar gereja, sekolah Kristen, sekolah Katolik, serta toko milik orang Tionghoa yang berada di Situbondo.

Usut punya usut, rupanya konflik ini terjadi berkaitan dengan pemilu yang akan dilaksanakan tahun 1997.

Tujuannya untuk melemahkan kedudukan PPP di kabupaten Situbondo, yang mana dalam partai tersebut mayoritas berbasis NU terbesar di Jawa Timur.

Baca juga: 10 Manfaat dari Perdagangan Internasional

5. Konflik agama Aceh Singkil 2015

Konflik agama paling fenomenal di Aceh adalah Serangan Aceh Singkil 2015 yang terjadi pada tanggal 13 Oktober 2015 di kabupaten Singkil, Aceh.

Dalam konflik ini terjadi pembakaran satu gereja yang menewaskan satu orang dan empat orang luka-luka.

Terjadi serangan yang melibatkan 600 orang. Akibatnya, sebanyak 1.900 orang Kristen di Aceh mengungsi ke Sumatera Utara untuk menyelamatkan diri.

Latar belakang terjadinya konflik ini adalah akibat peristiwa pembakaran rumah ibadah yang dilakukan sebagai bentuk penolakan terhadap 21 gereja yang dibangun tanpa izin.

Kemudian, warga setempat berdialog dengan pemerintah setempat untuk segera membongkar rumah ibadah tanpa izin tersebut. Kemudian, terjadi kesepakatan bahwa akan dibongkar pada tanggal 19 Oktober 2015.

Namun, sebagian dari masyarakat tidak menerima hasil kesepakatan tersebut. Mereka menganggap bahwa orang yang mengikuti dialog dengan pemerintah daerah juga termasuk golongan yang membakar satu rumah ibadah.

Akhirnya, terjadilah konflik besar yang menyebabkan pembakaran dimana-mana.

6. Konflik agama Perang salib

Konflik agama perang salib dikatakan sebagai perang terlama yang terjadi selama berabad-abad. Ada beberapa perang salib yang terjadi di abad ke-11 hingga abad ke-13. Namun, tidak ketahui berapa jumlah pastinya.

Perang salib pertama terjadi pada November 1095 hingga 1099 yang dikobarkan oleh Paus Urbanus II dari Gereja Katolik Roma. Hasilnya, sebagian daerah Tanah Suci diduduki oleh tentara Salib Eropa.

Perang salib melawan muslim lainnya terjadi Iberia. Tidak hanya melawan kaum muslim, dalam perang tersebut juga melawan kaum pagan sesama Kristen yang dianggap sebagai kaum sesat oleh Gereja Katolik.

Yang paling terkenal terjadi di antara tahun 1095 dan 1291 di Timur Dekat, dimana tentara Kristen Eropa ingin merebut kembali kota Yerusalem yang sudah menjadi daerah kekuasaan Islam.

Perang ini akhirnya berakhir pada abad ke-18 dengan meninggalkan Eropa dan Timur Dekat berubah selamanya.

7. Konflik agama Myanmar

Konflik agama Myanmar masih melekat diingatan, dimana kaum Rohingya sempat diusir dari negara tersebut.

Rohingya merupakan penduduk yang mayoritas beragama Islam. Sedangkan seperti yang kita tahu bahwa di Myanmar masyarakatnya beragama Budha.

Oleh karena itu perbedaan tersebut, terjadilah konflik agama antara Islam dan Budha di Myanmar, yang akhirnya membuat suku Rohingya terusir dan terpaksa harus meninggalkan negara tersebut.

8. Konflik Israel dan Palestina

Konflik agama yang paling bersejarah adalah Israel dan Palestina, yakni antara lain Yahudi dan Muslim. Konflik ini sampai menggemparkan dunia dan tidak menemukan titik terang hingga saat ini.

Terjadi serangan bertubi-tubi terhadap warga sipil maupun non sipil di Palestina. Penyebabnya adalah untuk menguasai daerah Yerusalem dan menjadikannya sebagai bagian dari Israel.

Tidak ada yang tahu kapan perang tersebut akan segera berakhir. Namun, seluruh umat muslim dan orang yang memiliki hati nurani selalu mendoakan yang terbaik untuk Palestina dan mengutuk perbuatan Israel.

Akhir kata

Demikianlah beberapa contoh konflik antar agama yang terjadi di masyarakat baik di Indonesia, maupun di beberapa negara lain dunia.

Bisa kita lihat bahwa faktor penyebab konflik agama ini bukan hanya karena keberagaman saja, melainkan karena ketidak sepahaman antar masyarakat dengan pemerintah setempat.

Selain itu, juga karena ketidak setujuan tentang aturan yang berlaku yang dianggap merugikan satu pihak, sehingga menimbulkan konflik berkepanjangan.

Perlu diketahui bahwa, konflik antar agama ini tidaklah dibenarkan. Oleh karena itu, sebaiknya kita harus selalu bersikap bijak dalam mengambil keputusan dan jangan mudah diprovokasi oleh oknum pencipta kerusuhan.