April 25, 2024

Bagi para pendaki, beberapa nama gunung tertinggi mungkin menjadi destinasi impian untuk ditaklukkan.

Saat menyebut gunung tertinggi, nama Everest mungkin langsung terlintas di benak Anda.

Namun tahukah Anda bahwa tidak jauh dari Everest terdapat Gunung Kailash, sebuah gunung di dataran tinggi Tibet yang dipercaya sebagai tempat suci.

Sama seperti Gunung Olympus Yunani yang dianggap sebagai rumah para dewa, begitu pula Gunung Kailash. Dikatakan bahwa puncak Gunung Kailash tidak boleh disentuh oleh manusia.

Namun setiap tahun selalu banyak orang dari seluruh dunia yang ingin mendaki Gunung Kailash untuk tujuan spiritual.

Baca juga: Kisah Inspirasi Michael Faraday, Ilmuwan Penemu Listrik Yang Putus Sekolah

Ada larangan bagi masyarakat untuk mendaki puncak Gunung Kailash

Gunung Kailash dianggap suci di Tibet sebagai tempat ritual pembersihan dosa

(Foto: kailashjourney)

Memiliki ketinggian 6.638 meter di atas permukaan laut dan artinya tidak lebih tinggi dari Gunung Everest yang mencapai 8.848 meter di atas permukaan laut.

Sejauh ini, banyak yang berhasil mencapai puncak Everest. Lalu kenapa tidak ada yang bisa sampai ke puncak Kailash? Padahal ketinggiannya tidak setinggi Everest.

Ini karena puncaknya dianggap keramat dan tidak boleh didaki oleh masyarakat umum.

Karena menantang, tentunya tidak sedikit pendaki berpengalaman yang berniat menaklukan puncak gunung tersebut.

Anehnya, para pendaki selalu menemukan kendala di tengah perjalanan. Tak sedikit yang tiba-tiba sakit dan meninggal di tengah jalan karena tubuh tidak kuat di medan ekstrim.

Terlepas dari mitos yang ada, para ilmuwan masih mencari fakta.

Jadi tempat ritual penghapusan dosa bagi yang mampu di sekitarnya

Gunung Kailash dianggap suci di Tibet sebagai tempat ritual pembersihan dosa

(foto: colorado)

Bagi penganut agama Buddha, Hindu, Bon, Jainisme, dan kepercayaan suku Tibet, Kailash bukan sekadar gunung pada umumnya.

Identitas yang diberikan kepada Gunung Kailash tidak terlepas dari kepercayaan bahwa di sanalah tempat tinggal Dewa Siwa. Itu sebabnya Gunung Kailash disebut paling suci di dunia.

Meski ada larangan mendaki puncak, ada ritual yang kerap dilakukan. Bahwa orang yang mampu berjalan mengelilingi gunung ini 13 putaran, maka hidupnya akan mendapatkan pencerahan.

Setelah seseorang melakukan ritual di sekitar gunung suci, diyakini bahwa dosa-dosanya terhapus.

Hingga saat ini destinasi wisata ke gunung ini masih diminati oleh masyarakat yang ingin merasakan perjalanan suci.

Baca juga: Hadrian’s Wall, Benteng Romawi Besar di Inggris untuk Mengusir Serangan Barbar

Alam yang mengelilinginya juga terkait dengan mitos dari zaman kuno

Gunung Kailash dianggap suci di Tibet sebagai tempat ritual pembersihan dosa

(foto: traveltibetchina)

Dikenal sebagai Tangga ke Surga, Pemandangan alam di sekitar adalah salah satu yang terindah di Himalaya.

Kekayaan alam di sekitarnya juga erat kaitannya dengan mitos, misalnya tentang danau di sekitarnya. Ada dua danau di kaki gunung, yaitu Manasarovar dan Rakshastal. Kedua danau itu seperti ying dan yang.

Manasarovar berbentuk seperti matahari sedangkan Rakshastal berbentuk seperti bulan sabit.

Manasarovar adalah salah satu danau air tawar paling jernih di China, sedangkan Rakshastal adalah salah satu danau air asin yang dikaitkan dengan hal-hal mistis.

Manasarovar selalu tenang dan tenteram terlepas dari kondisi cuaca. Tapi Rakshastal selalu badai dan memiliki air yang deras.

Karena bentuknya yang simetris, Gunung Kailash dianggap sebagai piramida

Dianggap Suci di Tibet Sebagai Tempat Ritual Penghapusan Dosa

(foto: mynewsdesk)

Empat ‘wajah’ Gunung Kailash dianggap menghadap empat mata angin secara simetris dan menjadi ‘penghubung’ antara bumi dan langit.

Ernst Muldashev, seorang ilmuwan Rusia berteori bahwa Gunung Kailash yang simetris bukanlah struktur geografis alami, tetapi sebuah Piramida yang dibuat oleh makhluk gaib.

Tidak hanya itu, teori ini juga mengklaim bahwa gunung ini diduga sebagai piramida utama di sebuah kompleks gunung dengan struktur tertentu.

Teori ini juga melangkah lebih jauh dengan menyarankan bahwa kompleks gunung adalah ‘markas’ untuk struktur seperti itu di seluruh dunia, di mana fenomena kekuatan supernatural serupa terjadi.