April 24, 2024

Batik megamendung merupakan salah satu motif batik yang terkenal asli Indonesia, khususnya di daerah Cirebon. Sebenarnya ada beberapa jenis batik dari Cirebon.

Ternyata batik Megamendung lebih terkenal dari batik Cirebon lainnya. Ada beberapa versi inspirasi motif tersebut, mulai dari kisah seorang ustadz, pengaruh saudagar Tionghoa yang singgah di Cirebon, hingga pernikahan Sunan Giri.

Yang jelas, batik khas Cirebon ini menjadi salah satu warisan budaya paling berharga di Indonesia.

Baca Juga: Banyak Diburu, Gaharu Harganya Fantastis dan Bisa Dijadikan Obat

Motif tersebut diyakini berasal dari pantulan awan mendung yang terlihat di sungai

Keunikan Batik Megamendung, Motif Khas Cirebon Terinspirasi Awan

(foto: hastag)

Menurut kepercayaan tradisional yang diturunkan oleh nenek moyang masyarakat Cirebon, desain batik Megamendung pada awalnya diciptakan oleh pendiri Cirebon, Pangeran Wadirectsang atau juga dikenal sebagai Mbah Kuwu Cirebon.

Konon pada suatu hari Mbah Kuwu Cirebon sedang berjalan-jalan di sekitar kampung halamannya.

Sepanjang perjalanan cuaca mendung. Mbah Kuwu Cirebon berdiri sejenak di tepi sungai dan memandangi aliran sungai yang tenang.

Melalui permukaan sungai yang tenang, Anda bisa melihat pantulan awan yang mendung namun terlihat indah di dalam air.

Merasa takjub akan keindahan yang terlihat di sungai yang tenang, Mbah Kuwu Cirebon kemudian melukisnya di selembar kain dengan alat yang disebut catuk berisi malam atau lilin.

Pencipta motif dipandang sebagai pemuka agama yang alim dan terhormat

Keunikan Batik Megamendung, Motif Khas Cirebon Terinspirasi Awan

(foto: netlify)

Dengan warna dasar biru-hitam, gambar awan mendung yang dihasilkan terlihat unik.

Jadilah motif batik yang sampai sekarang dikenal dengan nama Megamendung. Mega adalah awan, sedangkan mendung adalah awan yang mengandung hujan.

Masyarakat Cirebon kuno percaya bahwa kepopuleran batik Megamendung yang mudah dikenal luas karena penciptanya adalah orang yang saleh dan disegani.

Mbah Kuwu Cirebon adalah seorang tokoh yang menyebarkan agama Islam di Cirebon dan sekitar tanah Pasundan pada abad ke-15.

Karena itu, tak sedikit yang menganggap batik Megamendung adalah semacam karomah bagi tokoh kiai yang dipilihnya.

Ada juga beberapa situs purbakala di wilayah Cirebon yang menampilkan motif Megamendung. Meski sebenarnya tidak ada bukti tertulis yang menyatakan bahwa batik ini diciptakan oleh tokoh agama.

Baca juga: Mengenal Zubir Said, Pria Minang Pencipta Lagu Kebangsaan Singapura

Berhubungan dengan tradisi Tionghoa yang masuk ke lingkungan keraton Cirebon

Keunikan Batik Megamendung, Motif Khas Cirebon Terinspirasi Awan

(foto: pinterest)

Sejumlah literatur menyebutkan bahwa sejarah motif batik Megamendung sebenarnya berkaitan dengan kedatangan orang Tionghoa ke Cirebon.

Mengingat Pelabuhan Muara Jati Cirebon merupakan lokasi transit bagi orang-orang yang datang dari berbagai penjuru kota, termasuk dari negara lain.

Sejarah juga mencatat bahwa pada masa lampau Sunan Gunung Jati yang telah menyebarkan agama Islam di Cirebon pada abad ke-16 menikah dengan Ratu Ong Tien yang berasal dari Tiongkok.

Pernikahan ini menjadi pintu gerbang tradisi Tionghoa yang masuk ke lingkungan keraton Cirebon. Batik di keraton juga mengukir nilai-nilai tradisi Tionghoa dalam motif batik yang dibuat.

Tentu saja ciri khas Cirebon tetap dipertahankan, sehingga masih ada perbedaan antara motif Megamendung Cirebon asli dengan yang sudah bercampur dengan tradisi Tionghoa.

Di Cirebon atau di Cina, motif awan yang ditampilkan memiliki makna spiritual

Keunikan Batik Megamendung, Motif Khas Cirebon Terinspirasi Awan

(foto: liputan6)

Proses akulturasi budaya juga dapat dilihat pada benda-benda seni seperti piring, keramik, aksesoris, dan kain bermotif awan. Motif awan itulah yang diyakini sebagai cikal bakal batik Megamendung sejak awal.

Baik motif Cina maupun Cirebon bisa dipadukan karena sama-sama terinspirasi dari awan yang memiliki makna spiritual.

Dalam kepercayaan Taoisme, awan merupakan simbol dunia atas, dunia luas, dan dekat dengan Tuhan.

Konsep awan juga mempengaruhi dunia seni Islam pada abad ke-16, yang digunakan para sufi untuk mengekspresikan alam semesta yang luas.

Satu hal yang membedakannya adalah motif Megamendung China, garis awannya berbentuk lingkaran atau lingkaran, sedangkan garis awan Cirebon berbentuk lonjong, runcing atau segitiga.

Motif batik Megamendung tergolong unik dan tidak dapat ditemukan di daerah lain selain Cirebon, bahkan sudah diakui dunia. Jadi kita perlu menghargai dan melestarikannya.