April 24, 2024

Tidak diragukan lagi bahwa anjing merupakan hewan yang setia kepada pemiliknya. Salah satu anjing legendaris di Jepang dan terkenal dengan kesetiaannya adalah Hachiko.

Hachiko dan pemiliknya memiliki ikatan yang kuat karena banyaknya aktivitas yang dilakukan bersama-sama, meskipun kebersamaan keduanya hanya sebentar.

Ketika sang pemilik sudah tiada, anjing ini tinggal di rumah tukang kebun. Tapi sebenarnya hidupnya lebih banyak dihabiskan di stasiun Shibuya, tempatnya mengantar dan menjemput pemiliknya.

Baca juga: Asal Mula Burung Phoenix, Hewan Mitologi yang Menjadi Simbol Keabadian

Punya kebiasaan rutin mengantar dan menjemput pemiliknya di Stasiun Shibuya

Kisah Hachiko, Anjing Legendaris yang 10 Tahun Setia Menunggu Pemiliknya

(foto: caesarsway)

Kisah anjing ini berawal pada tahun 1923, yang tak lain adalah tahun kelahirannya di Odate, Prefektur Akita.

Satu tahun kemudian seorang pengajar di Departemen Pertanian Universitas Tokyo, Profesor Hidesaburo Ueno mengadopsinya.

Sejak anjing ini jadi hewan piaraan Profesor Ueno, beberapa kebiasaan sering dilakukan bersama.

Salah satu yang rutin dilakukannya yaitu menemani Profesor Ueno ke Stasiun Shibuya pada pagi dan sore hari.

Kebiasaan seperti itu berlangsung selama hampir dua tahun. Sampai pada suatu hari di bulan Mei 1925, anjing ini tidak mendapati pemiliknya pulang.

Ternyata pemiliknya mengalami pendarahan otak fatal saat mengajar dan meninggal tak lama kemudian.

Tidak tahu apa yang terjadi dengan pemiliknya, Hachiko pada hari itu masih tetap datang pada jam 3 sore seperti biasa. Tetapi pemiliknya tidak pernah turun dari kereta.

Masih setia menunggu sampai 10 tahun, walau pemiliknya sudah meninggal

Kisah Hachiko, Anjing Legendaris yang 10 Tahun Setia Menunggu Pemiliknya

(foto: caesarsway)

Menyadari bahwa pemiliknya sudah tidak kelihatan dalam waktu yang lama, Hachiko tidak tinggal diam.

Kemungkinan didasari oleh instingnya yang kuat, anjing ini tetap datang ke stasiun di sore hari demi menyambut pemiliknya, lalu kembali ke rumah jika sudah larut malam.

Hachiko tidak berhenti mendatangi Stasiun Shibuya untuk menjemput pemiliknya. Hari-hari berubah menjadi minggu, lalu bulan, dan kemudian berganti tahun.

Anjing ini tetap saja kembali ke stasiun setiap hari untuk menunggu. Walau ternyata pemiliknya tidak akan pernah kembali ditemuinya lagi, karena sudah meninggal.

Selama ia berada di Stasiun banyak orang yang tidak ramah kepadanya. Beberapa pekerja stasiun dan pejalan kaki sempat ada yang memukulnya karena dianggap mengganggu jalan.

Orang-orang bersikap demikian karena belum mengerti hal yang sebenarnya dilakukannya.

Mulai dikenal setelah kisahnya diterbitkan di surat kabar terbesar di Tokyo

Kisah Hachiko, Anjing Legendaris yang 10 Tahun Setia Menunggu Pemiliknya

(foto: designyoutrust)

Bagaimana caranya sampai kisahnya menjadi begitu terkenal di kemudian hari?

Pada tahun 1932 Hirokichi Saito mantan mahasiswa dari Profesor Ueno menerbitkan tulisan tentang Hachiko di Asahi Shimbun, salah satu surat kabar terbesar di Tokyo.

Saito yang juga Asosiasi Pelestarian Anjing di Jepang naik kereta ke Shibuya untuk melihat sendiri apakah benar anjing ini masih menunggu.

Ternyata di sore hari anjing ini terlihat ada di sana seperti hari-hari sebelumnya. Begitu mengetahui cerita sebenarnya, orang-orang pun berubah pikiran.

Sejak saat itu, ceritanya menjadi inspirasi turun-temurun, diabadikan di dalam buku, komik, bahkan adaptasi film layar lebar.

Setelah menjadi terkenal, anjing ini masih tetap kembali ke stasiun setiap hari untuk menunggu pemiliknya.

Terkadang Hachiko ditemani oleh turis yang telah melakukan perjalanan jauh dan ingin duduk bersamanya.

Baca: Xinjiang, Tempat Tinggal Suku Uighur yang Menyimpan Kekayaan Minyak Bumi

Kematiannya menjadi berita utama nasional dan banyak yang turut berduka cita

 Anjing Legendaris yang 10 Tahun Setia Menunggu Pemiliknya

(foto: pawbuzz)

Pada tanggal 8 Maret 1935, anjing ini ditemukan di jalanan Shibuya pada usia 11 tahun dalam kondisi tidak bernyawa. Menurut sejumlah penelitian, binatang yang setia ini mati karena infeksi filaria dan kanker.

Kematiannya menjadi berita utama nasional, banyak yang turut berduka cita karena kematiannya.

Setelah dikremasi, abunya dikubur di Pemakaman Aoyama yang tenang dan damai, tepat di samping makam pemiliknya.

Untuk mengabadikan namanya, sebuah patung Hachiko dari perunggu didirikan di luar Stasiun Shibuya. Tapi sayangnya saat Perang Dunia II, patungnya dihancurkan.

Beberapa orang mengatakan bahwa logamnya dilebur untuk membuat suku cadang lokomotif di jalur Tokaido.

Patungnya yang berada di Stasiun Shibuya menjadi landmark terkenal di Jepang

 Anjing Legendaris yang 10 Tahun Setia Menunggu Pemiliknya

(foto: matcha)

Pada tahun 1967 patungnya dibangun kembali dan menjadi landmark terkenal di Tokyo.

Saat berkesempatan untuk pergi ke Jepang, kamu bisa berfoto bersama patungnya yang ada di dekat Stasiun Shibuya.

Pintu masuk stasiun di dekat patung diberi nama Hachiko-guchi, yang berarti pintu masuk dan keluarnya Hachiko.

Pada bulan Februari 2015, Departemen Pertanian Universitas Tokyo juga membuat patung perunggu baru di kampus yang menyatukan kembali Hachiko dengan sang pemiliknya.

Demikianlah kisahnya si anjing setia yang legendaris. Walau sudah berlalu berpuluh-puluh tahun lalu, tapi kisahnya terus menginspirasi tentang kesetiaan dan menyatu dengan kehidupan manusia.