April 25, 2024

Apakah kamu sudah pernah mengatahui kisah Nabi Yusha yang mampu menahan matahari dan menaklukkan Baitul Maqdis?

Namanya mungkin tidak cukup familiar di antara kisah nabi lainnya karena memang dalam Islam, yang wajib diimani hanyalah 25 nabi.

Ternyata Nabi Yusha yang diutus Allah untuk melanjutkan Nabi Musa dan Nabi Harun juga menyimpan suatu hikmah penting yang bisa menambah keimanan.

Pribadinya setia, taat, dan cakap dalam memimpin umat. Satu keajaiban dalam dirinya yang tidak diberikan untuk nabi lainnya adalah kemampuan menahan matahari pada saat kondisi perang.

Baca juga: Anggar: Sejarah, Ukuran Lapangan, Aturan Pertandingan, dan Istilah Penting

Meneruskan perjuangan Nabi Musa dan Nabi Harun di tengah-tengah kaum Bani Israil

Kisah Nabi Yusha, Diberi Mukjizat Bisa Menahan Matahari

(foto: firanda)

Salah satu bagian kisah Nabi Yusha adalah bahwa ia sempat jadi seorang murid dan orang kepercayaannya Nabi Musa AS yang begitu setia membersamai perjuangan dakwah menghadapi umat.

Keberadaannya menjadi sangat penting lantaran selalu mencoba memenuhi kebutuhan umat. Di kemudian hari, ia ditunjuk oleh Nabi Musa sendiri untuk jadi pemimpin kaum Bani Israil.

Sesudah wafatnya Nabi Musa, penerus kenabian sempat dipegang Nabi Harun yang masih bersaudara dengan Nabi Musa.

Baru ketika Nabi Harun wafat, ia jalankan amanah sebaik mungkin untuk jadi pemimpin dan panglima perang pemberani.

Mengatur pergerakan kaum Bani Israil sesuai dengan yang disebut di Kitab Taurat

Kisah Nabi Yusha, Diberi Mukjizat Bisa Menahan Matahari

(foto: wikipedia)

Kisah hidupnya disebut di dalam kitab Alquran secara tidak langsung dalam surat Al Baqarah, Al Maidah, Al Kahfi, dan juga Al Waqi’ah.

Bukan hanya Alquran, tapi sosoknya sebagai penerus Nabi Musa juga diceritakan di Kitab Taurat.

Dalam Kitab Taurat bab 3, disebutkan bahwa Allah memerintahkan supaya kaum Bani Israil diatur menjadi 12 golongan suku.

Sebelumnya, Nabi Musa dan Nabi Harun sempat diperintah agar setiap suku diangkat seorang pemimpin.

Bukan hanya melaksanakan apa yang diajarkan di Kitab Taurat, tapi Nabi Yusha juga mengatur 12 suku di Bani Israil, khususnya ketika memasuki Yerusalem serta merebut Kota Jerikho.

Baca juga: Kisah Nabi Hanzhalah, Diutus untuk Kaum yang Diazab Jadi Batu

Strategis mengatur pasukan terbaik yang hatinya sudah tidak sibuk karena dunia

Kisah Nabi Yusha, Diberi Mukjizat Bisa Menahan Matahari

(foto: khanacademy)

Berkat upaya Nabi Yusha dan kehendak Allah, Yerusalem bisa direbut kembali. Setelah Nabi Musa dan Nabi Harun wafat, akses ke tanah suci Yerusalem untuk Bani Israil terbuka, terutama kota Jerikho.

Kota Jerikho terletak di Tepi Barat atau tidak jauh dengan sungai Yordan. Kini, Jerikho menjadi salah satu tempat bermukimnya masyarakat Israel dan Palestina.

Allah memberikan keberkahan berupa kemenangan padanya saat melawan banyak musuh.

Mengingat perannya sebagai seorang panglima perang yang tangkas dan strategis, Nabi Yusha bukan hanya memikirkan jumlah besar, melainkan kualitas pasukannya juga.

Terkait persiapan ke kota tujuan penaklukan, strateginya terbukti berhasil untuk membentuk pasukan yang tangguh.

Karena itulah, ia singkirkan para prajurit lemah karena hatinya masih sibuk dengan urusan dunia, yang mungkin menjadi penyebab kekalahan.

Berhasil untuk menaklukkan kota Jerikho, beberapa saat sebelum terbenamnya matahari

Kisah Nabi Yusha, Diberi Mukjizat Bisa Menahan Matahari

(foto: kompas)

Memang pasukannya kuat, tapi muncul lagi kondisi baru yang menantang yaitu waktu yang terus bergulir. Pasukannya bergerak dan mendekat ke kota Jerikho pada sore hari.

Pasukannya sudah hampir meraih kemenangan sesudah mengepung musuh. Namun sayangnya, pasukan belum sepenuhnya menang dan matahari sudah akan terbenam.

Perangnya terjadi pada hari Jumat, sedangkan menurut keyakinan Yahudi hari Sabtu tidak semestinya terjadi perang.

Setelah matahari terbenam di hari Jumat, maka sudah termasuk Sabtu. Pada kondisi yang kritis, dipanjatkanlah doa khusus supaya matahari tertahan sebentar.

“Ya Allah, tahanlah Matahari untukku supaya matahari tidak terbenam,” itulah doa singkat yang dipanjatkannya dengan penuh keimanan. Alhasil matahari pun ‘tertahan’ dan bersinar dalam waktu yang lama atas izin Allah.

Maka perang masih bisa dilanjutkan sampai kota Jerikho bisa ditaklukkan. Hingga akhir hayatnya, Nabi Yusha tetap bersama Bani Israil.