Maret 29, 2024

Bagi masyarakat Jambi, sepertinya sudah tidak asing lagi dengan legenda Uhang Pandak atau ‘orang pendek’.

Meski ceritanya tidak begitu populer di Indonesia, ternyata misteri sosok pendek asal Jambi ini juga dianggap sebagai bagian dari sejarah alam.

Makhluk Uhang Pandak adalah nama masyarakat kuno. Konon berabad-abad yang lalu, orang pendek muncul di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat di Provinsi Jambi.

Keberadaannya membuat para ahli zoologi penasaran untuk menelitinya secara ilmiah. Apalagi terkait laporan kemunculan monyet misterius di Taman Nasional Kerinci Seblat sekitar 150 tahun lalu.

Baca juga: 5 Fakta Sasaki Kojiro, Samurai yang Jadi Karakter di Record of Ragnarok

Dikatakan telah dimasukkan dalam cerita perjalanan Marco Polo

Kisah Uhang Pandak, Legenda Manusia Kurcaci dari Jambi

(foto: oretz)

Uhang Pandak memiliki tinggi tidak lebih dari 152 cm, tetapi tubuhnya kuat, bahunya lebar, dan lengannya panjang. Cara berjalannya tegak seperti manusia.

Tubuhnya ditutupi rambut hitam panjang. Meski tinggal di hutan, mereka bukan orangutan. Para ilmuwan masih mencari lebih banyak tentang kebenarannya.

Dahulu, kisah Uhang Pandak pertama kali ditemukan dalam catatan penjelajah Marco Polo pada tahun 1292 ketika ia sedang berpetualang ke pulau Sumatera.

Catatan Marco Polo adalah tentang sosok mirip monyet yang terlihat pendek dengan kaki terbalik, tumit di depan, dan jari di belakang).

Ada beberapa ilmuwan yang tertarik untuk meneliti keberadaannya

Kisah Uhang Pandak, Legenda Manusia Kurcaci dari Jambi

(foto: wikipedia)

Dikatakan bahwa manusia purba bisa menangkapnya dengan jebakan. Menurut catatan Marco Polo, orang-orang menempelkan rambut panjangnya ke dagu Uhang Pandak seperti berjenggot.

Meski disebut mirip manusia, anggota badan mereka yang terentang seperti kaki dan tangan tidak sama dengan manusia.

Pada awal 1900-an, banyak laporan dari warga negara asing. Saat itu wilayah Indonesia termasuk Sumatera masih merupakan jajahan Belanda. Ada satu kesaksian terkenal dari Mr. Van Heerwarden pada tahun 1923.

Van Heerwarden adalah seorang ahli zoologi yang saat ini sedang melakukan penelitian di Taman Nasional Kerinci Seblat.

Heerwarden menulis temuannya dalam bentuk makhluk berbulu gelap. Tubuhnya seperti balita, tetapi wajahnya tampak tua dan rambut hitamnya sepanjang bahu.