Maret 29, 2024

Ada beberapa peristiwa pembunuhan keji yang terekam dalam sejarah. Beberapa di antaranya melakukan aksinya lantaran dendam, perebutan kekuasaan, maupun karena kondisi kejiwaan yang sedang tidak normal.

Pernahkah kamu mendengar kisah tentang Leonarda Cianciulli yang membunuh orang lalu mengambil darahnya sebagai bahan kue? Tidak perlu dibayangkan bagaimana rasanya.

Baca juga: Sosok Jose Mujica, Presiden Termiskin di Dunia dengan Kebijakan Kontroversial

Lahir dalam kondisi keluarga yang rumit dan sempat mencoba bunuh diri

Leonarda Cianciulli, Perempuan Italia Pembuat Sabun dan Kue dari Darah Manusia

(foto: toptenz)

Leonarda Cianciulli adalah seorang perempuan dari keluarga biasa yang lahir pada tanggal 18 April 1894 di Avellino, Italia.

Ia dulunya anak yang lahir karena pemerkosaan, orangtuanya menikah karena terpaksa, dan kondisi perekonomian keluarganya memprihatinkan.

Ibunya menikah lagi setelah ayahnya meninggal. Akibat situasi konflik keluarga yang pelik, ibunya sering menyiksanya. Kehidupannya jadi begitu rumit sejak saat itu.

Ia sempat dua kali mencoba melakukan bunuh diri ketika masih muda. Ia sempat dipaksa menikahi laki-laki pilihan ibunya, tapi ia memilih orang lain untuk menjadi suaminya.

Keputusannya menikahi seorang laki-laki pilihannya tidak direstui orang tua, kemudian ia pergi dari kampung halamannya.

Dianggap mendapat kutukan seumur hidup, sejak lahir hingga kematiannya

Leonarda Cianciulli, Perempuan Italia Pembuat Sabun dan Kue dari Darah Manusia

(foto: cerimeinmypocket)

Setelah berumah tangga di kota yang baru, Lauria, ternyata kehidupannya makin sengsara.

Penghasilan dari suaminya tidak cukup dan keadaan makin rumit setelah ia terlibat kasus penipuan dan dihukum penjara beberapa saat.

Lagi-lagi, ia tidak bisa menghindar dari nasib sial. Rumah yang ditinggalinya hancur karena gempa bumi tahun 1930. Ia dan suami berpindah lagi ke kota baru, Correggio.

Di Correggio, ia membuka usaha kecil toko sabun. Setelah menikah, ia pernah hamil sampai 17 kali, tapi ternyata keguguran tujuh kali. Jadi ia melahirkan 10 anak meskipun enam di antaranya meninggal saat masih kecil.

Itulah mengapa ia jadi terlalu protektif kepada empat anaknya yang masih hidup. Konon dahulu ia sempat diramal tentang kutukan hidupnya, mulai dari kelahiran, pernikahan, sampai kematiannya.

Membunuh orang lain demi melindungi nyawa anak-anaknya

Leonarda Cianciulli, Perempuan Italia Pembuat Sabun dan Kue dari Darah Manusia

(foto: thefamouspeople)

Ia selalu khawatir bahwa kutukan akan menimpa anaknya. Karena itu, ia pun berusaha untuk melindungi anak-anaknya yang masih hidup.

Pada tahun 1939, anaknya meminta izin untuk bergabung ke dalam pasukan negaranya dalam Perang Dunia II.

Ia mulai berpikir hal-hal ekstrem demi menyelamatkan nyawa anaknya. Ada hal yang ia yakini untuk menyelamatkan nyawa anaknya ialah dengan mengorbankan nyawa orang lain.

Lantas ia membunuh tetangganya, tiga orang perempuan paruh baya saat datang ke rumah. Untuk menjerat korbannya, ia pura-pura jadi penyalur tenaga kerja sekaligus peramal.

Korban-korbannya diiming-imingi nasib baik dan juga diramal tentang berbagai aspek kehidupan.

Caranya memperlakukan ‘klien’ memang sangat baik dan meyakinkan. Ternyata saat kliennya siap-siap pamit, ia masih memberi segelas minuman yang memabukkan dan menghilangkan kesadaran kliennya.

Saat klien pingsan, ia segera memotong tubuh klien dengan kapak dan pisau tajam.

Baca juga: Agama Zoroaster, Kepercayaan Monoteis Pertama di Dunia yang Masih Eksis

Aksi kriminalnya dilaporkan ke polisi karena ada keluarga korban yang curiga

Leonarda Cianciulli, Perempuan Italia Pembuat Sabun dan Kue dari Darah Manusia

(foto: dirkdeklein)

Badan korban yang telah terbagi jadi sembilan potongan direbus dalam panci panas, lalu dicampur adonan sampai jadi bubur. Beberapa potongan tulangnya ia buang ke septictank terdekat.

Darahnya ia tampung di dalam baskom. Tidak dibuang, tapi dicampur ke dalam adonan untuk bahan kue dan sabun yang akan dijual.

Bayangkan saja, ia buat kue dengan bahan tepung, cokelat, gula, telur, susu, margarin, dan darah manusia.

Tanpa sepengetahuan orang, ia berikan kue kepada tetangga dan anak-anaknya.  Setelah beberapa lama, aksi kriminalnya terungkap juga. Salah satu keluarga korban curiga dan melaporkan kepada polisi.

Sempat dirawat di rumah sakit jiwa dan akhirnya mati di penjara

Leonarda Cianciulli, Perempuan Italia Pembuat Sabun dan Kue dari Darah Manusia

(foto: historydaily)

Tahun 1946, pihak yang berwajib memutuskan ia bersalah dan divonis 30 tahun hukuman penjara karena pembunuhan.

Tapi, ia juga sempat dirawat di rumah sakit jiwa karena untuk memulihkan kondisi kejiwaannya. Belum selesai masa tahanan, ia meninggal dalam usia ke-79 tahun akibat penyakit yang diderita otaknya.

Peristiwa pembunuhan yang dilakukannya masih diingat sampai puluhan tahun. Barang-barangnya yang pernah dipakai untuk melakukan aksi, seperti baskom dan kapak disimpan Museum Kriminologi di kota Roma.