April 19, 2024

Baru-baru ini, tren orang bekerja dari rumah atau bekerja dari rumah semakin meluas. Aktivitas yang sebelumnya harus dilakukan di kantor, kini bisa diselesaikan dari rumah.

Selama ada koneksi internet, maka tidak ada masalah. Bekerja bisa lebih efektif tanpa harus kemana-mana.

Meski banyak pekerjaan yang bisa lebih hemat dari rumah, namun ternyata ada masalah baru yang muncul. Perangkat elektronik seperti ponsel, laptop, dan TV dapat memancarkan cahaya biru atau cahaya biru.

Jarang disadari oleh masyarakat dan dianggap biasa saja, ternyata cahaya biru dapat mempengaruhi kesehatan orang yang terpapar.

Baca juga: Asal Usul Celengan, Dari Negara Eropa Hingga Kerajaan Majapahit

Bisa dari gadget yang digunakan sehari-hari atau dari sinar matahari

Mengenal Blue Light, Risiko Kesehatan di Balik Layar Gadget

(foto: sociolla)

Cahaya biru atau cahaya biru diklasifikasikan sebagai HEV lampu atau cahaya tampak energi tinggiyaitu cahaya dengan gelombang pendek antara 415-455 nanometer.

Memang ombaknya pendek, tapi tingkat energinya tinggi. Meskipun namanya cahaya biru, itu tidak selalu biru. Sumber cahaya terbesar dan alami juga berasal dari matahari.

Tidak hanya dari matahari, tapi cahaya biru yang sering dipersoalkan adalah layar digital, seperti layar laptop, layar TV, serta ponsel dan perangkat elektronik lainnya untuk meningkatkan kejernihan layar.

Pencahayaan modern seperti lampu LED dan CFL (lampu neon kompak) juga mengandung emisi cahaya biru pada tingkat tinggi.

Cahaya biru di televisi umumnya lebih aman daripada di laptop atau ponsel, karena lebih jauh dari mata.

Dapat memicu gangguan mata dan juga membuat pikiran lelah

Mengenal Blue Light, Risiko Kesehatan di Balik Layar Gadget

(foto: pixabay)

Cahaya biru dari perangkat di dalam ruangan dapat memancarkan panjang gelombang yang kemudian digabungkan untuk menghasilkan warna.

Meski efeknya belum sepenuhnya dipahami, masalah kesehatan bisa mengancam siapa saja. Karena memiliki gelombang yang relatif pendek, gelombang cahaya biru cenderung berkedip.

Itulah alasan mengapa cahaya dapat memicu gangguan mata, kemudian membuat pikiran juga cepat lelah. Meski ada filter alami di mata, tapi juga tidak bisa memberikan perlindungan yang lengkap.

Terutama yang bersumber dari peralatan elektronik. Beberapa jenis kacamata sudah ada yang didesain khusus dengan filter cahaya biru.

Baca juga: Lagu Manuk Dadali Penuh Makna untuk Generasi Muda

Dapat mengganggu siklus tidur karena berkurangnya melatonin

Mengenal Blue Light, Risiko Kesehatan di Balik Layar Gadget

(foto: pixabay)

Lampu tersebut awalnya digunakan sebagai lampu buatan untuk menerangi layar sebuah perangkat yang digunakan sehari-hari. Sinarnya memiliki efek membuat orang tetap terjaga.

Sinar matahari termasuk cahaya birujadi itulah yang membuat manusia bangun di siang hari, dan tidur di malam hari.

Karena sinar matahari memiliki manfaat dan bahaya tentunya cahaya biru pada perangkat juga.

Cahaya dapat mengiritasi retina dan mengurangi pelepasan melatonin, sehingga mengganggu siklus tidur.

Tentang jam tidur di malam hari, bahkan orang yang membaca buku dengan kertas dan mereka yang membaca diselidiki buku elektronik di perangkat digital, kondisinya berbeda. Jam tidurnya cenderung bergeser dan terkadang tidak teratur.

Risiko tersebut dapat diminimalisir dengan mengurangi penggunaan gadget

Mengenal Blue Light, Risiko Kesehatan di Balik Layar Gadget

(foto: pixabay)

Menampilkan cahaya biru bisa lebih berbahaya bagi orang dengan pigmen kulit berwarna. Meski merusak kulit, sinarnya bisa mengobati jerawat jika diterapkan dengan cara yang tepat.

Sebenarnya, paparan sinar matahari tidak selalu buruk. Karena juga terkandung dalam sinar matahari dan ternyata bermanfaat untuk meningkatkan suasana hati atau suasana hati seseorang.

Sinar matahari juga bermanfaat untuk mengatur siklus tidur seseorang secara alami.

Sejauh ini dipahami bahwa cahaya biru terbentuk secara alami dapat memberikan manfaat, sedangkan yang berasal dari perangkat elektronik cenderung merugikan.

Cara paling sederhana untuk mencegah risiko kulit rusak adalah dengan mengurangi penggunaan gadget.