April 19, 2024

Apa yang akan terjadi jika tentara Muslim bertempur di barisan Adolf Hitler? Tidak banyak catatan sejarah yang mengabadikan kisah ini.

Bahwa seorang Adolf Hitler bersama pasukan Nazi pernah membangun masjid dan madrasah, serta memberikan kesempatan untuk beribadah kepada pasukan perangnya yang memeluk agama Islam.

Ini tentang tentara Muslim yang bergabung dengan Nazi pada tahun 1943. Mereka kebanyakan Muslim Bosnia dan bukan orang Jerman.

Nama mereka juga dikenal sebagai Divisi Gunung Waffen ke-13 dari SS “Handschar” atau hanya Handschar.

Bagaimana Hitler mengambil inisiatif untuk merekrut mereka dan bagaimana kinerja Handschar? Berikut ceritanya.

Baca juga: Hongcun, Desa Kuno di Tiongkok yang Berusia 900 Tahun

Awalnya Nazi kekurangan pasukan

Kenali Handschar, Tentara Muslim yang Angkat Senjata di Front Hitler

(foto: pinterest)

Nazi diketahui tidak memiliki banyak mitra perang. Hanya Benito Mussolini dan Kaisar Hirohito yang berada di Blok Poros, negara-negara yang berperang dalam Perang Dunia II melawan Sekutu.

Karena kebutuhan mendesak akan pasukan yang besar, formasi tidak lagi mementingkan ras. Nazi kemudian menambahkan pasukan, kebanyakan berkebangsaan Bosnia dan Kroasia.

Saat itu tahun 1942-1943, Nazi juga telah menguasai Eropa Timur, Bosnia dan sekitarnya. Pasukan yang kemudian dibentuk adalah pasukan gunung yang dalam bahasa Jerman adalah Waffen Gebirgs Division Der SS Handschar.

Hitler bertemu Mufti Agung Yerusalem

Kenali Handschar, Tentara Muslim yang Angkat Senjata di Front Hitler

(foto: jpost)

Adolf Hitler pada waktu itu mengetahui tentang ajaran kaum muslimin, khususnya para pejuang bersenjata. Hitler mendengar kabar bahwa mereka sangat berani di medan perang.

Karena ada kepercayaan bahwa ketika umat Islam mati dalam pertempuran itu berarti jalan ke surga.

Atas saran Heinrich Himmler, komandan pasukan khusus Nazi, Hitler kemudian bertemu dengan Mufti Agung Yerusalem yang pernah memimpin pemberontakan Arab di Palestina pada tahun 1936 -1939.

Mufti Agung Yerusalem atau Al-Husseini setelah pemberontakan ia pergi ke Eropa, kemudian bertemu Hitler di Berlin pada tanggal 28 November 1941.

Memang, sebelumnya hubungan Adolf Hitler dengan dunia Arab tidak terlalu intens. Alasannya karena tidak ada kepentingan yang mendesak untuk diperjuangkan atau dijadikan teman.

Nazi memiliki ide yang cocok dengan orang Arab

Kenali Handschar, Tentara Muslim yang Angkat Senjata di Front Hitler

(foto: onej)

Sebelum bertemu pada akhir November 1941, Hitler dan Al-Husseini telah berkorespondensi dengan surat-surat deklarasi kerjasama Jerman dengan Arab.

Segera setelah mereka bertemu dengan Al-Husseini, mereka menyadari bahwa kedua belah pihak memiliki musuh yang sama: Sekutu dan Yahudi.

Dalam situasi itu, Hitler juga setuju dengan ungkapan politik ini: “musuh dari musuhku adalah temanku.”

Dalam hal ini ada kecocokan pandangan antara Nazi dan Arab. Sedangkan Inggris dan Perancis setelah Perjanjian Versailles adalah penjajah.

Nazi tidak setuju dengan liberalisme yang dipromosikan oleh Inggris dan Prancis. Orang Arab dan Nazi juga anti-Yahudi. Kedua pihak juga mengusung gagasan persatuan global.

Baca juga: Mengenal Pohon Nothofagus di Papua yang Jadi Sorotan UNESCO

Setuju untuk membangun tim baru

Kenali Handschar,

(foto: pinterest)

Dalam pertemuan tersebut, Hitler menjanjikan dukungan penuh kepada Al-Husseini untuk menjadi pemimpin dunia Arab, mulai dari pendanaan, persenjataan, hingga pembentukan tentara Muslim di bawah bendera Nazi.

Nama satuan pasukan yang merupakan hasil kesepakatan Hitler dengan Al-Husseini adalah “Handschar”.

Tentara Muslim di barisan Nazi terdiri dari 100 ribu Muslim Eropa dan kemudian dibagi menjadi beberapa divisi.

Salah satu yang terbesar disebut Brigade Hanzar. Menurut Al-Husseini, mereka adalah prajurit terbaik bagi Islam saat itu.

Federasi berakhir pada 1945

Kenali Handschar

(foto: pinterest)

Al-Husseini juga bergerak di luar lingkaran militer sebagai propagandis melawan Sekutu.

Namun, meski Al-Husseini juga masuk medan perang sebagai pemacu semangat, koalisi Arab Merdeka yang dibantu oleh Jerman dan Italia berhasil ditumpas Inggris pada 31 Mei 1941.

Pada bulan Mei empat tahun kemudian, 1945, Jerman kalah perang. Maka berakhirlah aliansi antara Nazi dan tentara Muslim.