April 18, 2024

Burung Perkutut (Geopelia striata) adalah salah satu burung yang terkenal di Indonesia, khususnya di Jawa. Tubuhnya ramping, kepalanya berwarna abu-abu, dan suka makan biji-bijian.

Ekornya panjang dengan warna kehitaman serta di ujungnya terdapat warna putih. Di bagian sisi tubuhnya memiliki garis halus.

Burung perkutut hidup berpasangan atau bisa disebut hidup dalam kelompok kecil. Hampir semua orang Jawa di zaman dahulu memelihara burung perkutut di rumah.

Orang Jawa kuno dalam kepercayaan kejawen percaya bahwa para lelaki Jawa tidak akan dianggap lelaki sejati apabila mereka tidak memelihara burung perkutut.

Baca juga: Rumah Batu Olak Kemang, Warisan Sejarah Kesultanan Jambi

Dianggap sebagai hewan yang berkekuatan gaib penjelmaan pangeran

Mitos Burung Perkutut, Sumber Ketenangan Orang Jawa Kuno

(foto: pinterest)

Ada beberapa mitos di Jawa tentang burung perkutut. Orang-orang zaman dahulu percaya bahwa hewan tersebut menjadi simbol derajat golongan seseorang.

Di samping itu, orang zaman dahulu juga mempercayai bahwa burung perkutut adalah sebagai sumber ketenangan dan kedamaian, bahkan juga dipercaya memiliki kekuatan gaib.

Semua itu berawal dari sejarah masa lalu di masa kerajaan Majapahit. Dikatakan bahwa burung tersebut merupakan salah satu jelmaan pangeran dari kerajaan Padjajaran yaitu Joko Mangu. Pemilik burung Perkutut ini adalah Prabu Brawijaya.

Konon, pangeran dikutuk menjadi burung karena niat jahat dari seseorang yang berhasil kabur dari kerajaan Padjajaran.

Perkutut Joko Mangu terbang hingga ke Majapahit dan seterusnya bersama dengan Prabu Brawijaya. Kepercayaan lain yaitu Perkutut Joko Mangu dapat mempersatukan raja-raja di tanah Jawa pada masa itu.

Dipercaya bisa memberi keberuntungan atau justru kesialan bagi pemiliknya

Mitos Burung Perkutut, Sumber Ketenangan Orang Jawa Kuno

(foto: pinterest)

Setelah mitos gaib dan pembawa ketenangan, perkutut ternyata juga memiliki mitos pembawa keberuntungan.

Apabila burung yang dipelihara dapat membuat sang pemilik merasa tenang secara batin, maka dipercaya burung tersebut membawa keberuntungan.

Kecocokan antara sang pemilik dengan burung yang dipelihara pun konon akan mendatangkan keberuntungan seperti kebahagiaan, kekayaan, kesehatan bahkan dipercaya dapat menangkal ilmu hitam.

Tapi sebaliknya, perkutut juga bisa menjadi pembawa sial. Kepercayaan seperti itu muncul apabila burungnya memiliki kecacatan fisik seperti memiliki bulu yang tidak sempurna, serta suka berbunyi hanya di tengah malam saja.

Konon, masyarakat Jawa percaya bahwa membuang perkutut cacat lebih baik, karena mereka percaya perkutut yang berbunyi di tengah malam saja akan mengundang kesialan dan nasib buruk ke rumah.

Baca juga: Perbedaan Robusta, Arabika, dan Liberika, Pencinta Kopi Wajib Tahu

Termasuk hewan yang setia kepada pemiliknya, tidak seperti burung kebanyakan

Mitos Burung Perkutut, Sumber Ketenangan Orang Jawa Kuno

(foto: hiveminder)

Konon, jika burung perkutut dilepas, maka ia akan kembali lagi menemukan jalan ke sangkarnya. Begitulah sekiranya kepercayaan seperti itu muncul di masyarakat Jawa.

Kebanyakan burung jika sudah pergi atau terbang maka kemungkinan kecil mereka akan kembali lagi karena mungkin memilih terbang bebas di angkasa.

Berbeda dengan burung lain, perkutut memilih kembali kepada majikannya dan kembali bertengger di sangkar.

Seperti mitos burung Perkutut Joko Mangu, hewan yang satu ini menunjukkan kesetiaannya kepada Prabu Brawijaya meski Sang Raja sudah melakukan perjalanan ke Ngayogyakarta.

Dengan kata lain, orang zaman dulu memelihara perkutut  juga karena karakteristiknya termasuk hewan yang setia kepada pemiliknya.

Menjadi perantara pesugihan dan bisa mengendalikan hama di lahan pertanian

Mitos Burung Perkutut, Sumber Ketenangan Orang Jawa Kuno

(foto: jalaksuren)

Bukan hanya menjadi hewan piaraan yang setia, ternyata perkutut juga menjadi perantara pesugihan yang bernama Pesugihan Kutut Manggung. Arti dari Pesugihan Kutut Manggung yaitu pesugihan perkutut bernyanyi.

Menurut mitos yang ada, seseorang yang memilikinya akan semakin kaya apabila burung perkututnya sering bernyanyi.

Pesugihan ini merupakan salah satu jenis pesugihan dengan proses yang panjang karena harus ada sebuah ‘pengorbanan’ seseorang berupa tirakat.

Mitos yang beredar pun mengatakan jika melakukan pesugihan ini, mereka akan beruntung, menjadi cepat kaya, serta memiliki karier yang baik.

Tentunya tidak semua orang zaman dahulu sampai sekarang mempercayai mitos-mitos di atas.

Faktanya, setiap hewan memiliki peran penting dalam ekosistem, termasuk burung perkutut. Keberadaannya adalah sebagai predator ulat dan serangga, sehingga bisa mengendalikan hama di lahan pertanian .