April 19, 2024

Perumahan di perkotaan merupakan salah satu kebutuhan masyarakat yang sangat penting. Tidak hanya faktor keamanan yang dicari, tapi juga kenyamanan dan kesehatan.

Setiap hunian juga terasa lebih menyenangkan jika suasananya sejuk karena banyak tanaman di sekitarnya.

Bagaimana cara merawat tanaman di daerah perkotaan yang sempit? Di Chengdu, China terdapat sebuah apartemen unik yang terlihat berbeda dari bangunan lainnya.

Dengan konsep hutan vertikal (hutan vertikal), apartemen ini dirancang menjadi taman dan hutan kota yang mengurangi polusi.

Baca juga: Yasuke, Samurai Hitam Pertama yang Dikagumi Orang Jepang

Menjadi perumahan ramah lingkungan berkonsep hutan pertama di Asia

Unik dan Indah, Apartemen Berkonsep Hutan Vertikal di Chengdu Dapat Mengurangi Polusi

(foto: smp)

Apartemen berkonsep ‘hutan vertikal’ pertama di Asia menjanjikan kehidupan yang unik dan sehat bagi calon penghuninya.

Kompleks perumahan hijau sedang dibangun di kota besar Cina dan direncanakan akan terjual habis pada April 2020.

Menjanjikan suasana tenang seperti di hutan, sang arsitek sangat optimis calon penghuninya akan lebih bahagia.

Selain kualitas udara yang lebih baik, hutan vertikal juga didesain memiliki pemandangan yang menarik. Deretan tanaman di setiap balkon menjadi nilai jual tersendiri yang memiliki daya tarik tersendiri.

Banyak media internasional kemudian memberitakan, sehingga apartemen hutan tersebut dengan cepat menjadi viral.

Tanaman dipilih karena sifat peredam bising dan penyerap polusinya

Unik dan Indah, Apartemen Berkonsep Hutan Vertikal di Chengdu Dapat Mengurangi Polusi

(foto: nytimes)

Proyek apartemen telah dikerjakan sejak 2018 dengan balkon pribadi yang besar, sehingga ada cukup ruang untuk tanaman.

Tanaman, yang terdiri dari lebih dari 20 spesies berbeda, dipilih secara khusus karena sifat peredam bising dan penyerap polusinya.

Kompleks delapan menara perumahan 30 lantai di Chengdu dipuji sebagai masa depan kehidupan perkotaan. Chengdu adalah salah satu kota besar di China dengan masalah polusi yang parah.

Meski tim pengembang sangat optimistis karena konsep pembangunan yang futuristik dan ramah lingkungan, ada beberapa hal yang tidak terduga.

Beberapa ahli mengatakan bahwa pembangunan apartemen hutan vertikal di Chengdu kurang memperhatikan aspek lingkungan selain udara.

Memang tanaman di balkon bisa membantu mengurangi polusi, tapi apartemen ternyata banyak nyamuk dan serangga.

Awalnya dirancang untuk tempat tinggal yang sehat, tetapi ternyata serangga pembawa penyakit menikmati lingkungan yang lebih rimbun.

Baca juga: Uniknya Sand Dollar, Hewan Laut Berbentuk Koin yang Bisa Mengkloning Diri Sendiri

Penghuni mengeluh banyak nyamuk dan tumbuh tanaman

Unik dan Indah, Apartemen Berkonsep Hutan Vertikal di Chengdu Dapat Mengurangi Polusi

(foto: straitstimes)

Selain nyamuk, warga yang sudah pindah mengeluhkan tanaman yang cepat tumbuh. Rata-rata, penduduknya adalah pekerja yang sibuk dan tidak punya waktu untuk merawat tanaman.

Semua orang menginginkan taman pribadi tetapi tidak semua orang ingin memeliharanya. Tanaman hampir seluruhnya menelan beberapa balkon yang terabaikan, dengan cabang-cabang menggantung di atas pagar.

Bisa dibilang penghuninya adalah nyamuk dan tumbuhan itu sendiri. Pada awal 2020, hanya segelintir keluarga yang pindah. Anda masih bisa melihat kertas yang ditempel di beberapa jendela di belakang tanaman yang tumbuh subur.

Beberapa balkon memangkas tanaman untuk alasan keamanan

Unik dan Indah, di Chengdu Dapat Mengurangi Polusi

(foto: terkekang)

Netizen Tiongkok menyuarakan keprihatinan keamanan atas cabang-cabang yang jatuh dari gedung-gedung tinggi, sementara yang lain merasa bahwa tetap dekat dengan alam adalah ide yang bagus.

Beberapa balkon telah memangkas tanaman dan membiarkan lampu menyala untuk mengurangi nyamuk.

Laura Gatti, ahli agronomi dan botani Italia yang sering berkolaborasi dengan Stefano Boeri Architects menilai situasi di Chengdu tidak memiliki strategi berkebun dan visi jangka panjang.

“Menciptakan hutan vertikal adalah proyek kompleks yang membutuhkan keterampilan di bidang fitopatologi, entomologi, dan fitoiatrik. Tantangannya jelas jauh lebih rumit di lingkungan dengan keanekaragaman hayati yang berkurang dan tidak seimbang. Situasi seperti yang terjadi di China harus dapat diprediksi dan dihindari juga melalui dialog berkelanjutan dengan penduduk.”