Buah pepaya sangat mudah ditemukan di Indonesia, mulai dari yang kecil hingga yang besar. Buah jeruk ini mengandung nutrisi yang cukup baik untuk kesehatan.
Dapat dimakan oleh orang dewasa dan anak-anak untuk memperlancar pencernaan. Ada beberapa jenis pepaya seperti pepaya Red Lady, pepaya Hawaii, pepaya Bangkok, dan masih banyak lagi.
Ada satu lagi yang terkenal di Indonesia beberapa tahun terakhir ini, yaitu pepaya California. Apakah Anda pernah memakannya?
Dari namanya mungkin banyak yang mengira bahwa pepaya California merupakan buah impor dari Amerika. Padahal ternyata buah ini merupakan buah asli dari Indonesia.
Baca Juga: Mengenal Al Jassasah, Makhluk Misterius Hewan Peliharaan Dajjal Berbulu Tebal
Pepaya California rasanya lebih manis dan banyak disukai oleh masyarakat Indonesia
(foto: okezone)
Tanaman pepaya dengan nama ilmiah Carica pepaya Awalnya dari Meksiko selatan dan kemudian menyebar ke banyak negara tropis di Asia, termasuk Indonesia.
Dari beberapa jenis pepaya yang ada di Indonesia, pepaya California merupakan salah satu varietas yang disukai banyak orang.
Rasanya cenderung lebih manis dibandingkan jenis pepaya lainnya. Daging buahnya juga lebih tebal dan tahan lebih lama, apalagi jika disimpan di lemari es.
Awalnya, pepaya unggul ini tidak disebut pepaya California, melainkan pepaya Callina. Lalu, kenapa nama itu berubah? Ternyata itu semata-mata untuk tujuan merek.
Penjual pepaya callina menganggap nama California akan lebih menarik dan ‘menjual’ di mata konsumen. Akhirnya hingga kini pasar buah di Indonesia lebih familiar dengan nama pepaya California.
Ini adalah hasil rekayasa genetika yang telah dilakukan oleh peneliti dari IPB
(foto: riauonline)
Tahukah Anda bahwa pepaya California merupakan hasil rekayasa genetika yang telah dilakukan oleh Profesor Dr. Ir. Sriani Sujiprihati dari IPB (Institut Pertanian Bogor).
Profesor Sriani adalah peneliti di Pusat Kajian Buah Tropis IPB.
Pepaya jenis California ini telah diresmikan sejak 3 Oktober 2010 oleh Dr. Soeswono yang saat itu menjabat Menteri Pertanian.
Sebelumnya, Profesor Sriani juga melakukan penelitian terhadap benih buah-buahan di Indonesia, termasuk pepaya untuk menemukan benih unggul.
Berbekal benih pepaya yang diperoleh dari seorang warga Bogor, Profesor Sriani melakukan penelitian selama tujuh tahun sebelum akhirnya benih pepaya California ditemukan.
Baca Juga: Banyak Khasiatnya, Buah Kenitu Indonesia Kini Sudah Jarang Ditemukan
Petani yang membudidayakannya bisa mendapatkan banyak keuntungan
(foto: kampus)
Belakangan ini semakin banyak petani yang membudidayakan karena semakin banyak konsumen yang membelinya dalam jumlah banyak.
Hasil panen pepaya di Sumatera, Jawa dan Bali dapat dipasok ke beberapa hotel dan restoran di kota tersebut.
Salah satu kelebihan yang dimilikinya adalah warna kulitnya yang hijau cerah atau kekuningan saat hampir matang. Batangnya, yang hanya 1,5-2 m, tidak begitu tinggi. Sekilas buahnya juga tidak begitu besar.
Beratnya tidak lebih dari 1,5 kg per buah. Sejak ditanam sampai setelah berumur 7-9 bulan sudah bisa berbuah.
Masa panen dalam sebulan bisa mencapai empat kali lipat. Untuk sekali panen bisa menghasilkan 2-3 buah. Setiap hektar dapat menghasilkan hingga 3,6 ton sekaligus.
Panen maksimal, asalkan dirawat dengan baik dan momennya tepat
(foto: ilmu budaya)
Meski dianggap lebih unggul dari buah-buahan lain di pasar buah lokal, harga justru turun drastis saat musim panen raya.
Ternyata panen yang melimpah sekaligus bisa membuat harganya turun.
Apalagi sejak pandemi, harga bisa turun setengahnya dari hari-hari biasa. Atau sebaliknya, beberapa petani mungkin mengalami gagal panen di musim hujan.
Pada dasarnya, pohon pepaya California membutuhkan penyerapan air yang tinggi, tetapi tidak terlalu banyak. Akar pohon cenderung tidak begitu kuat terhadap kondisi air yang tergenang.
Jika akar terendam air terlalu lama, akar bisa membusuk dan pohon akan mati. Memang pepaya California menjanjikan dan memiliki banyak manfaat, asalkan momennya tepat dan diberikan perawatan yang baik.
