April 20, 2024

Vaksin menjadi salah satu kebutuhan terpenting di dunia kesehatan saat ini, khususnya untuk menyelesaikan masalah pandemi Covid-19.

Sejak dahulu sebenarnya vaksin sudah digunakan untuk mengatasi penyakit menular.

Banyak jenis vaksin yang diproduksi di dunia untuk mengatasi penyakit yang berbeda-beda. Misalnya vaksin cacar yang berfungsi melindungi tubuh dari penyakit cacar.

Saat seseorang disuntik vaksin cacar, sistem kekebalan tubuhnya terhadap cacar akan terbangun.

Metode vaksinasi memang sudah dikenal masyarakat seribu tahun lalu di beberapa negara di dunia. Tapi vaksin modern yang diakui secara medis baru ditemukan pada abad ke-18.

Dr. Edward Jenner adalah sosok yang berkontribusi besar di dalam penemuan dan pengembangan vaksin modern.

Baca juga: Kisah Si Manis Jembatan Ancol yang Tragis dan Menyeramkan

Pemberian vaksin untuk tubuh manusia sudah dikenal di China seribu tahun lalu

Sejarah Penemuan Vaksin, Dikembangkan Edward Jenner dari Peternakan Sapi

(foto: history)

Bertahun-tahun sebelum metode vaksinasi modern diperkenalkan, di Inggris sudah ada metode variolasi. Meski belum teruji sepenuhnya secara ilmiah, metode variolasi sudah banyak diikuti masyarakat.

Pustula atau benjolan cacar kecil dipindahkan ke orang yang belum pernah terkena cacar agar lebih kebal.

Sebenarnya praktik memberi vaksin ke tubuh manusia sudah ada di China lebih dari seribu tahun yang lalu. Saat itu virus atau bakteri dimasukkan ke dalam tubuh manusia melalui alat yang sengaja digoreskan ke kulit.

Tujuannya adalah untuk memberi kekebalan tubuh terhadap virus cacar. Prinsipnya sama seperti imunisasi di zaman sekarang, tapi ternyata risikonya justru lebih besar.

Sejak zaman Yunani kuno, orang yang terkena cacar dan sembuh, maka tidak akan terinfeksi lagi untuk kedua kalinya.

Edward Jenner menemukan konsep vaksin modern di peternakan sapi

Sejarah Penemuan Vaksin, Dikembangkan Edward Jenner dari Peternakan Sapi

(foto: sciencesource)

Meskipun praktik vaksinasi sudah banyak dikenal masyarakat dunia saat itu, tapi metode yang digunakan belum terstandar.

Pemberian vaksin secara medis pertama kali tercatat pada tahun 1796 oleh Dr. Edward Jenner dalam ekperimennya.

Edward Jenner yang dibesarkan di kawasan pedesaan Gloucestershire, Inggris memiliki ketertarikan dengan bidang kedokteran sejak kecil. Saat usianya 12 tahun, ia sudah magang menjadi ahli bedah.

Secara otodidak ia mempelajari anatomi di rumah sakit. Menempuh pendidikan di Universitas St. Andrew sampai lulus tahun 1772, ia memperoleh gelar dokter. Di sekitar kampung halamannya ada peternakan sapi.

Ia melihat bahwa hewan ternak sering terinfeksi cacar. Di lingkungan yang fasilitasnya terbatas itulah ia menemukan sebuah konsep vaksin untuk mencegah penyebaran cacar.

Baca juga: Majalah Charlie Hebdo, Media Asal Prancis yang Sering Memicu Kontroversi

Setelah eksperimen berhasil, baru dilakukan penerapan pada manusia

Sejarah Penemuan Vaksin, Dikembangkan Edward Jenner dari Peternakan Sapi

(foto: sciencemuseum)

Ia sering melihat orang yang bekerja memerah susu sapi yang terkena cacar (cowpox) malah tidak tertular. Sampel cacar sapi diambilnya, untuk disuntikkan ke sapi yang sehat.

Percobaan dilakukan beberapa bulan berkali-kali, dan hasilnya sama. Setelah meyakini kalau penemuannya benar, kemudian ia lakukan percobaan kepada manusia.

Sampel vaksin smallpox dipindahkan dari tangan pemerah susu ke tangan seseorang yang sehat. Orang-orang yang disuntikkan sampel vaksin cacar ternyata lebih kebal.

Begitu vaksin cacar diterima dan diakui secara medis di ranah internasional, rangkuman penemuannya diterbitkan dalam buku On the Origin of the Vaccine Inoculation (1801).

Penemuan vaksin cacar menjadi landasan untuk pengembangan vaksin lain

Sejarah Penemuan Vaksin, Dikembangkan Edward Jenner dari Peternakan Sapi

(foto: wikipedia)

Pengembangan vaksin terus dilakukan sejak ditemukan dari sebuah peternakan sampai diakui dunia.

Tahukah kamu dari mana asal kata vaksin? Istilah ini ternyata diambil dari substansi cacar sapi, sedangkan sapi disebut vacca dalam bahasa Latin.

Setelah mendapat vaksinasi, masyarakat bisa terlindung dari infeksi cacar dalam waktu 3-5 tahun.

Kabar baiknya, dunia sudah dinyatakan bebas dari pandemi cacar sejak tahun 1979. Terakhir kali, kasus cacar ditemukan pada tahun 1977 di negara Somalia.

Memang penggunaan vaksin smallpox sekarang tidak direkomendasikan lagi untuk masyarakat karena bisa berpotensi untuk memicu risiko komplikasi.

Tapi eksperimen Dr. Edward Jenner telah berjasa menjadi standar untuk pembuatan vaksin modern di kemudian hari.