Maret 29, 2024

Yunani telah lama menjadi surga dunia bagi wisatawan. Bukan hanya karena pemandangan kota atau keindahan alamnya. Peninggalan bangunan bersejarah di sana juga menjadi magnet tersendiri.

Salah satu situs paling menakjubkan di Yunani adalah Meteora yang terletak di kota Kalabaka. Meteora adalah salah satu kompleks biara Ortodoks yang bersejarah.

Yang membuatnya luar biasa adalah posisinya yang berada di atas tebing raksasa dan terlihat seperti menggantung di langit.

Baca juga: Raden Saleh, Pelukis Legendaris Indonesia yang Dikagumi Orang Eropa

Biara Meteora dibangun di atas pilar batu dan sudah ada sejak berabad-abad yang lalu

Seperti Menggantung di Langit, Biara Meteora Dibangun di Tebing Raksasa

(foto: planet)

Nama Meteora memiliki banyak arti, misalnya; tinggi, mulia, melayang di udara, surga di tengah langit, atau batu yang melayang.

Jika dilihat dari tempat yang rendah, vihara ini seolah melayang di angkasa. Hal itulah yang kemudian menjadi inspirasi untuk namanya.

Keberadaannya di tempat setinggi 313 meter di kaki pegunungan Pindus telah ditempa oleh alam sejak lama.

Diperkirakan oleh para ahli geologi, pilar-pilar batu yang menopang bangunan tersebut telah terbentuk sejak 60 juta tahun yang lalu. Kemudian pada abad ke-11 biara ini dibangun di atasnya.

Konstruksinya juga memiliki kaitan dengan sejarah perang selama berabad-abad dan masih berfungsi sampai sekarang.

Pada tahun 1988 tempat ini menjadi salah satu warisan dunia yang terdaftar oleh UNESCO

Tempatnya yang terpencil dianggap sebagai tempat paling aman dan suci untuk beribadah

Seperti Menggantung di Langit, Biara Meteora Dibangun di Tebing Raksasa

(foto: rindu pulang pergi)

Sebelum Meteora dibangun, saat itu para biarawan dari gereja Ortodoks sedang mencari cara untuk menghadapi tekanan penguasa.

Bukan hanya soal politik, tapi juga melakukan kegiatan secara sembunyi-sembunyi agar suasana lebih tenang.

Rombongan biksu kemudian mencari lokasi yang aman untuk dijadikan tempat peribadatan. Tebing-tebing tinggi dan pilar-pilar batu pegunungan merupakan salah satu tempat pilihan untuk tempat yang tenang dan sakral.

Biarawan pertama kali menduduki Meteora pada abad ke-11, tak lama setelah selesai. Namun perkembangan kompleks biara baru dimulai setelah Kekaisaran Ottoman menaklukkan Byzantium pada tahun 1453.

Karena kekhawatiran akan posisi Kesultanan Utsmaniyah, sekelompok biarawan dari Gereja Ortodoks juga menjadikan tempat ini sebagai tempat perlindungan. Lokasinya yang terpencil menjadikan Meteora yang paling aman.

Baca juga: Pulau Tashirojima, Pulau Dengan Kucing Lebih Banyak Dibanding Manusia

Di masa lalu, para biksu perlu menggunakan tali untuk mencapai kompleks bangunan biara

Seperti Menggantung di Langit, Biara Meteora Dibangun di Tebing Raksasa

(foto: shutterstock)

Ada 24 biara yang dibangun di atas pilar batu, tetapi hanya enam yang berfungsi saat ini. Ada kurang dari sepuluh orang di setiap biara.

Untuk menuju kompleks vihara yang posisinya begitu tinggi, rombongan biksu perlu memanjat bebatuan dan menggunakan bantuan tali yang diikat dengan jaring besar.

Tali juga dalam kondisi buruk di banyak sisi. Dikatakan bahwa para biarawan memiliki pandangan khusus, bahwa tali untuk mengakses Meteora hanya akan diganti pada saat filosofis: ketika Tuhan ingin tali itu putus.

Seiring waktu, pada 1920-an, pemerintah membangun tangga yang diukir di pilar batu. Tidak hanya bagi para biksu, namun warga dan wisatawan bisa lebih mudah mencapai puncak vihara.

Ada pemandangan yang sangat indah saat mendaki ke puncak Meteora Monastery

Seperti Menggantung di Langit, Dibangun di Tebing Raksasa

(foto: nina-travel)

Bagi pengunjung, ada 700 jalur pendakian yang bisa dilalui. Salah satu jalur yang terkenal adalah Jalan Roh Kudus.

Pendakian rata-rata memakan waktu sekitar 2-3 jam. Selama waktu itulah orang-orang terpesona setiap menit oleh pemandangan itu.

Ada sungai yang bersih mengalir melalui batu raksasa. Ada hamparan bunga di sekitar batu yang tinggi. Saat mengabadikan momen dalam bidikan, pendakian bisa memakan waktu lebih lama.

Salah satu objek favorit yang sering difoto adalah Biara Tritunggal Mahakudus atau Agia Triada. Tentunya setiap pengunjung harus mengenakan pakaian yang sopan dan menjaga sikap tenang selama berada di lingkungan vihara.