Maret 29, 2024

Keberadaan seorang penembak jitu atau sniper memang berperan penting dalam bidang militer. Banyak sosok penembak jitu yang terkenal sepanjang sejarah.

Salah satu penembak paling mematikan bernama Simo Hayha yang lahir di kota Rautajarvi, Finlandia pada 17 Desember 1905. Bisa dibilang bahwa Simo Hayha adalah penembak dengan keahlian terbaik yang ada di dunia.

Kemahirannya terbukti pada saat Winter War (1939-1940) yang merupakan mimpi buruk bagi Rusia yang waktu itu masih Uni Soviet. Winter War memang terjadi pada musim dingin, antara Finlandia dan Rusia.

Saat itu, lebih dari 500 personel tentara Rusia tewas terkena tembakannya.

Baca juga: Tak Hanya Suriname, Jejak Orang Jawa Juga Ada di Kaledonia Baru

Pernah membunuh ratusan tentara

Simo Häyhä, Petani yang Menjadi Penembak Jitu Paling Mematikan

(foto: businessinsider)

Dengan pakaian serba putih serupa dengan salju, ia mengendap-endap dan menguasai medan tempur perang musim dingin itu.

Tidak ada tentara Uni Soviet yang langsung mendekati wilayah di mana ia diperkirkan sedang sembunyi. Dengan memakai senapan sniper buatan Uni Sovyet M/28 Pystykorva, ia menembak 505 tentara Uni Sovyet.

Pertempuran dilanjutkan dengan senapan sniper semi otomatis Suomi KP/31, ia pun menghabisi 200 prajurit musuh.

Bahkan di medan tempur lain, ia juga masih ada catatan keberhasilan menembak mati tentara musuh dengan segenap keahlian yang sudah terasah.

Keahliannya diasah melalui aktivitas berburu

Simo Häyhä, Petani yang Menjadi Penembak Jitu Paling Mematikan

(foto: deviantart)

Kemampuannya dalam menumbangkan pertahanan musuh memang tidak diragukan lagi. Tapi pertanyaannya dari mana keahlian itu didapatkan? Padahal awalnya ia hanya seorang pemburu dan petani.

Sejak muda, ia memang banyak mengikuti kompetisi menembak yang diperuntukkan bagi pemburu. Kompetisi seperti itu sering diadakan di banyak desa Finlandia pada masanya.

Penghargaan yang didapatkannya dari kompetisi berburu itu terpajang berderet di rumah pertanian yang ditinggalinya.

Inilah yang menjadi faktor yang membentuk terbentuknya kemampuan.para pemburu Finlandia. Bukan hanya ia yang semakin mahir menembak, tapi juga para sniper Finlandia lainnya. Sebelum bergabung ke kemiliteran, mereka sudah biasa berburu di hutan saat musim dingin yang ekstrem.

Baca juga: 7 Logam Mulia Termahal di Dunia, Bukan Hanya Emas

Satu kali tertembak dan nyaris tewas

Simo Häyhä, Petani yang Menjadi Penembak Jitu Paling Mematikan

(foto: themedalhound)

Sepanjang berlangsungnya pertempuran Finlandia dan Uni Sovyet, ia tidak terkalahkan. Pasukan musuh sangat kesulitan mengenali taktik jitunya.

Akan tetapi, nahas tak bisa dicegah. ia tertembak juga dan sempat dikira tewas. Dihantam peluru di bagian rahang kiri, ia ditolong oleh rekan dan kemudian dievakuasi dari medan tempur untuk mendapatkan perawatan.

Setelah ia tertembak, Winter War berakhir dengan perjanjian damai. Meski akhirnya ia bisa selamat dan kembali sadar, hantaman peluru itu menghancurkan tulang rahang dan menjadikan tampilan wajahnya berubah karena cacat permanen.

Kembali hidup normal dan mendapat kenaikan pangkat

Petani yang Menjadi Penembak Jitu Paling Mematikan

(foto: reddit)

Kerusakan sebagian tulang rahang itu ternyata tidak sampai mengganggu sistem sarafnya. Ia masih bisa sadar dari koma, perlahan pulih dan hidup normal.

Militer Finlandia di bawah kepemimpinan Field Marshal Carl Gustaf Emil Mannerheim kemudian mengapresiasi jasa dan pengorbanan besarnya untuk negara.

Ia diberikan penghargaan tinggi dengan cara menaikkan pangkatnya, dari yang awalny Kopral naik menjadi Letnan Dua. 

Menjadi pahlawan bangsa yang legendaris

Petani yang Menjadi Penembak Jitu Paling Mematikan

(foto: pinterest)

Setelah masa-masa peperangan berakhir, ia sudah pulih sepenuhnya dengan wajah baru. Ia menjadi seorang pahlawan yang legendaris bagi negaranys

Bahkan ia sekali waktu bersama Presiden Finlandia Urho Kekkonen saat itu kembali menekuni hobinya sebagai seorang pemburu.

Dalam sebuah kesempatan di usia senja, ia ditanya terkait rahasia dari kemahirannya menembak. Dengan jawaban sederhanan, ia menjawab bahwa keahlian didapat karena selalu berlatih.

Sementara itu, mengenai peristiwa kematian tentara yang disebabkan oleh tangannya, ia berkomentar singkat bahwa hal tersebut hanyalah tugas dari negara yang sedang ia jalankan dengan segenap kemampuan.

Simo Hayha hidup sampai usia 96 tahun dan meninggal pada 1 April 2002. Ia dimakamkan di daerah Ruokolahti, Finlandia.