Mei 20, 2024

Alat Musik Tradisional Betawi – Jika membahas tentang keberagaman budaya Indonesia, maka tak akan selesai hanya dalam satu malam.

Pasalnya, ada banyak jenis ragam budaya seperti bahasa daerah, tari adat, pakaian adat, alat musik tradisional, rumah adat, dan senjata tradisional.

Masing-masing jenis keragaman budaya tersebut dimiliki oleh setiap suku yang tinggal berpencar di seluruh pelosok Indonesia, salah satunya adalah suku Betawi.

Suku Betawi merupakan suku yang tinggal di provinsi DKI Jakarta. Suku ini juga memiliki ragam budaya unik dan menarik, contohnya alat musik tradisional.

Alat musik tradisional Betawi tidak hanya satu saja, melainkan ada beberapa jenis yang semuanya memiliki fungsi dan keunikan yang berbeda. Lantas, apa sajakah alat musik tersebut?

Baca juga: 7 Nama Rumah Adat Sumatera Utara yang Masih Lestari

1. Tanjidor

8 Alat Musik Tradisional Betawi, dari Tanjidor hingga Marawis

(foto: instagram)

Alat musik tradisional Betawi yang satu ini cukup populer dikalangan masyarakat sejak dahulu hingga sekarang. Konon, alat musik tanjidor pertama kali dimainkan oleh anak-anak Belanda.

Kemudian, pada abad ke-19 para kaum perkumpulan Betawi lahir sehingga menjadikan alat musik ini semakin berkembang dan dimainkan oleh kalangan masyarakat luas.

Tanjidor terdiri dari beberapa jenis alat musik lainnya, yakni tembur yang dimainkan dengan cara dipukul, serta alat musik yang dimainkan dengan cara ditiup seperti tombon, klarinet, tenor, dan piston.

Dengan demikian, alat musik tradisional Betawi ini tidak bisa dimainkan secara perseorangan, melainkan berkelompok.

Umumnya, tanjidor dimainkan di beberapa acara seperti khitanan, perkawinan, tahun baru, hari ulang tahun Indonesia, dan banyak acara meriah lainnya.

Alat musik ini seringkali dimainkan untuk mengiringi lagu khas Betawi, yakni jali-jali. Cara memainkannyapun harus sambil berjalan dan berkeliling di sekitaran rumah si empunya hajat.

2. Topeng Betawi

8 Alat Musik Tradisional Betawi, dari Tanjidor hingga Marawis

(foto: instagram)

Sama seperti tanjidor, alat musik topeng Betawi terdiri dari beberapa jenis lainnya seperti bonang, gambang, kromong, krecek, gendang besar, gendang kecil, totok, gong, dan saron.

Dinamakan alat musik topeng betawi, sebab sekumpulan alat musik di dalamnya kerap dimainkan untuk mengiringi tari tradional betawi yang memiliki nama sama, yakni tari topeng betawi.

Berdasarkan pernyataan dari sebuah buku yang mengatakan bahwa alat musik ini dimainkan secara berkelompok yang berisi delapan orang.

Sementara, untuk ormasi dalam memainkannya adalah satu orang wanita sebagai penyanyi, sedangkan yang lainnya adalah pria yang bertugas untuk memainkan alat musik.

3. Gambong kromong

8 Alat Musik Tradisional Betawi, dari Tanjidor hingga Marawis

(foto: instagram)

Lagi dan lagi, alat musik Betawi ini dimainkan secara berkelompok sebab terdapat berbagai jenis alat musik di dalamnya, seperti tehyan, sukong, suling, gendang, ningning, kromong, gambang, kongahyan, krecek, kempul, gong, dan jutao.

Gambong kromong merupakan alat musik tradisional yang lahor dari perpaduan dua budaya yakni, Betawi dan Tionghowa.

Pasalnya, ika tanjidor awal mulanya dimainkan oleh anak-anak Belanda, berbeda dengan gambong kromong yang pada awal kemunculannya dimainkan oleh komunitas Tionghoa.

Komunitas tersebut dipimpin oleh kapitan Cina yang diangkat oleh Belanda yang bernama Nie Hoe Kong.

Gambong kromong biasanya dimainkan untuk mengeringi teater Lenong, pesta, acara pernikahan khas Betawi, dan upacara adat Betawi, serta upacara sakral seperti ritual adat.

4. Marawis

8 Alat Musik Tradisional Betawi, dari Tanjidor hingga Marawis

(foto: instagram)

Budaya Betawi kerap dpadukan dengan budaya negara lain, khususnya dalam alat musik tradisional.

Sebelumnya, terdapat alat musik yang diciptakan dari perpaduan budaya Betawi-Belanda dan Betawi-Tionghowa, kali ini juga ada alat musik yang dihasilkan dari dua budaya, yakni Betawi dan Timur Tengah bernama marawis.

Sama dengan Tanjidor, alat ini cukup populer sehingga diadaptasi oleh daerah lain di Indonesia yakni Bengkulu.

Bentuk marawis hampir sama seperti Rebana. Akan tetapi, marawis lebih gempal sementara rebana lebih pipih.

Bersasarkan pukulan atau nada yang dihasilkan, narawis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu xapin, sarah, dan zahefah.

Zapin memiliki nada cenderung lebih lambat sehingga sangat cocok jika digunakan untuk mengiringi lagu berbalas pantun saat acara pernikahan khas Betawi.

Sarah justru kebalikannya. Ia memilki nada yang menghentak sehingga jika dimainkan akan membangkitkan rasa semangat.

Sementara, Zahefah memiliki nada dan irama hampir sama seperti Sarah. ia kerap digunakan sebagai pengiring lagu di Majilis.

Alat musik ini kerap dimainkan dalam acara yang kental dengan unsur agama, seperti acara keagamaan.

Lirik lagu yang diiringi oleh alat musik ini mengandung pujian dan kecintaan terhadap Tuhan yang Maha Esa.

Untuk memainkan marawis, harus berbentuk kelompok yang isisnya sekitar sembiln atau sepuluh orang.

Alat musik ini juga bisa dimainkan oleh pria maupun wanita dengan menggunakan busana tertutup seperti gamis.

Baca juga: 11 Contoh Alat Musik Melodis, Ada yang Modern & Tradisional

5. Gendang

8 Alat Musik Tradisional Betawi, dari Tanjidor hingga Marawis

(foto: instagram)

Banyak orang yang mengira bahwa gendang merupakan alat musik yang hanya berasal dari pulau Jawa, sebab ia merupakan salah satu instrumen musik gamelan.

Akan tetapi, rupanya alat musik gendang juga berasal dari Betawi dan menjadi alat musik tradisional daerah tersebut.

Bahan untuk membuat gendang adalah kayu berbentuk bulat dan terdapat lubang di bagian tengah di kedua sisinya.

Di setiap sisi dilapisi oleh selaput membran yang terbuat dari kulit binatang, khususnya lembu. Tujuannya adalah untuk menghasilkan bunyi yang khas.

Selain itu, ukuran pada kedua sisi gendang tidaklah sama. Satu sisi berukuran besar, sementara sisi lainnya berukuran kecil.

Bukan tanpa alasan, tujuannya adalah supaya ketika ditepuk menggunakan tangan, bunyi yang dihasilkan berbeda.

6. Gong

Gong

(foto: instagram)

Gong merupakan alat musik yang mungkin sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat Indonesia.

Alat musik ini bisa dijumpai di beberapa daaerah di pulau Jawa, seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Selain pulau Jawa, gong juga bisa kita jumpai di Betawim sebab alat musik ini sudah menjadi alat musik tradisional Betawi.

Bentuk gong adalah lingkaran dengan lubang di bagian belakang yang terbuat dari logam seperti kuningan dan perunggu.

Sementara, untuk bagian depannya terdapat benjolan yang digunakan sebagai tenpat untuk memukul alat tersebut agar menghasilkan bunyi.

Untuk memukul gong, diperlukan alat pemukul yang biasanya dililitkan kain atau karet pada bagian ujungnya. Tujuannya supaya bunyi yang dihasilkan halus dan tidak kasar.

Selain untuk mengiringi orkes, gong juga kerap dimainkan pada acara sakral seperti upacara kematian.

7. Kemong

Kemong

(foto: instagram)

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa terdapat beberapa jenis alat musik di dalam gambang kromong, salah satunya adalah kemong.

Kemong memiliki bentuk hampir sama seperti gong, namun bedanya adalah ukuran alat musik ini lebih kecil dan jumlah barisnya lebih banyak.

Terdapat rangkaian kayu pada setiap barisnya yang memiliki lima hingga enam buah kemong yang terbuat dari bahan kuningan.

Cara memainkan kemong adalah dipukul menggunakan tongkat yang bentuknya sama seperti pemukul gong, yakni dilapisi kain dan karet pada ujungnya.

8. Sukong

Sukong

(foto: instagram)

Alat musik tradisional Betawi satu ini bentunya menyerupai alat musik Arab, yakni rebab.

Namun, bedanya adalah sukong memilki bentuk lebih kecil, serta dawai pada alat musik ini berjumlah dua buah sementara pada rebab hanya berjumlah satu buah saja.

Sukong terbuat dari dua bahan, yakni kayu dan batok kelapa. Kayu berfungsi sebagai tempat membentangkan dawai, sementara batok kelapa dijadikan sebagai tempat resonansi suara.

Akhir kata

Demikianlah beberapa jenis alat musik tradisioanl Betawi yang mungkin sering kita jumpai dalam pertunjukan kesenian.

Tugas kita sebagai bangsa Indonesia adalah harus selalu melestarikan kesenian daerah agar tidak punah dan masih bisa dinikmati oleh anak cucu nanti.