April 26, 2024

Pernahkah Anda menerima atau diberi hadiah dengan kemasan bambu yang disebut besek? Bagi yang belum tahu apa itu besek, benda ini biasanya digunakan untuk membungkus makanan yang sudah matang atau mentah.

Menjelang Idul Adha atau hari kurban, masyarakat tertarik dengan keranjang bambu karena bahannya lebih ramah lingkungan dibandingkan plastik. Keunikan bentuk besek adalah ditenun dengan pola tertentu.

Ada yang polos sesuai dengan warna asli bambu, tapi sekarang ada juga yang dibuat warna-warni.

Baca juga: 10 Kebiasaan Orang Sulawesi, Sangat Melindungi Warisan Leluhur

Sebelumnya digunakan untuk persembahan

Keunikan Besek, Kemasan Tradisional Ramah Lingkungan

(foto: harian nasional)

Besek terbuat dari bambu yang dianyam sedemikian rupa hingga membentuk wadah. Sebelum ditenun, bambu harus diiris tipis memanjang agar proses menenun lebih mudah.

Nama Besek berasal dari bahasa Jawa. Cara dia mengucapkan namanya sama seperti saat dia mengucapkan kata ‘lumpur’.

Tradisi menenun besek rupanya sudah ada di Nusantara pada masa Hindu-Budha. Tujuannya adalah untuk menempatkan persembahan.

Namun ketika Islam mulai menyebar di Nusantara pada abad ke-12-15, fungsinya tidak lagi sama. Dari wadah persembahan hingga wadah makanan untuk keselamatan.

Selain fungsinya, keunikannya yang ditenun dengan rapi merupakan salah satu bentuk kreativitas masyarakat leluhur Indonesia pada zaman dahulu.

Dapat digunakan di rumah sebagai wadah bumbu dapur dan souvenir

Keunikan Besek, Kemasan Tradisional Ramah Lingkungan

(foto: tokopedia)

Hingga saat ini, wadah bambu ini masih banyak ditemukan di pedesaan. Bambu yang menjadi bahan utama membuatnya masih banyak tumbuh di desa.

Bahan yang biasanya dipilih untuk membuatnya adalah bambu apus yang tidak mudah patah saat dibidik.

Dilihat dari sejarahnya, benda ini termasuk kemasan tradisional dan erat kaitannya dengan kearifan lokal di masyarakat.

Kemasan tradisional ini juga multifungsi, karena juga berguna sebagai wadah bumbu masak seperti bawang merah, cabai, kunyit, dan lengkuas.

Sedangkan untuk jumlah banyak, besek sering digunakan saat ada pesta, sebagai wadah nasi dan lauk pauk sebagai oleh-oleh.

Di Jawa sendiri, besek sangat bervariasi, tidak hanya untuk kepentingan keluarga tetapi juga untuk jual beli makanan khas daerah, seperti tempe mendoan dari Banyumas, tape Bondowoso, gethuk goreng, dan geplak dari Jogja.